Yogyakarta (ANTARA) - PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo sebagai BUMN bidang asuransi menyerahkan bantuan becak pustaka bertenaga listrik di Yogyakarta untuk meningkatkan minat baca anak di daerah ini.

Becak yang dilengkapi aneka buku bacaan tersebut diserahkan oleh Asisten Deputi TJSL Kementerian BUMN, Agus Suharyono didampingi Direktur Operasional Komersil Askrindo, Dwi Agus Sumarsono kepada Sutopo, tukang becak yang merangkap operator perpustakaan keliling di Yogyakarta, Selasa.

"Kami sebagai BUMN sangat mendukung cita-cita pemerintah mewujudkan Indonesia emas. Menjadikan bangsa sangat pintar dan cerdas," kata Dwi Agus Sumarsono.

Menurut Dwi, becak listrik merupakan bagian dari Program Askrindo Pintar yang bertujuan mendorong anak usia dini dan anak-anak untuk gemar membaca.

Konsep becak perpustakaan itu, kata dia, terinspirasi dari gagasan Sutopo, seorang tukang becak di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta yang biasa berkeliling dengan membawa buku-buku bacaan.

Selepas pensiun sebagai PNS di lingkungan Kodim 0734 Yogyakarta, Sutopo telah melakoni rutinitas positif itu selama empat tahun dengan memasuki gang-gang kecil di Kota Gudeg.

"Apa yang dijalani oleh Sutopo menjadi perhatian Askrindo, karena kami memiliki visi yang sama untuk membantu mencerdaskan anak-anak. Askrindo mendukung semangat Sutopo dengan slogannya 'ayo baca'," kata dia.

Dengan dibantu Pusat Inovasi Otomotif UGM, becak tersebut bisa dioperasikan dengan tenaga listrik sehingga ramah lingkungan.

Selain menghadirkan becak yang dimodifikasi menjadi perpustakaan keliling, menurut dia, kepedulian Askrindo terhadap literasi selama ini juga diwujudkan dalam bentuk mobil perpustakaan keliling yang diberi nama MoPi (Mobil Pintar).

Sementara itu, Asisten Deputi TJSL Kementerian BUMN Agus Suharyono mengatakan upaya yang dilakukan Askrindo merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang patut diapresiasi.

Selain Askrindo, Agus mendorong BUMN lainnya mampu meningkatkan kepedulian sosial serupa.

"Semoga semakin peduli atas tanggung jawabnya karena masyarakat memang membutuhkan. Kalau swasta bisa, apalagi BUMN," kata dia.






 

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024