Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta, DIY, tetap gencar melakukan serangkaian promosi pariwisata pada masa pandemi COVID-19, salah satunya menggelar pertemuan bisnis (table top) yang melibatkan 100 pelaku pariwisata sebagai pembeli (buyer).
"Ada banyak tantangan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di masa pandemi COVID-19. Salah satu upaya yang kami lakukan saat ini adalah mempromosikan bahwa pariwisata di Yogyakarta dilakukan secara aman dengan menjalankan protokol kesehatan yang disiplin," kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yogyakarta Kadri Renggono saat membuka table top yang menjadi rangkaian acara promosi wisata Jogja Vaganza 2021 di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, mempromosikan citra positif pariwisata pada masa pandemi COVID-19 sangat penting dilakukan karena akan memberikan kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan untuk datang dan menikmati suguhan pariwisata di Yogyakarta.
Kadri mengatakan selain pelaku usaha jasa pariwisata seperti destinasi wisata, hotel, restoran, dan usaha jasa lainnya, geliat di sektor pariwisata juga akan mempengaruhi lebih dari 23.000 pelaku usaha kecil menengah (UKM), termasuk 696 kelompok kesenian yang tersebar di 14 kecamatan.
"Ada banyak sektor yang bergantung dari jalannya industri pariwisata di Kota Yogyakarta. Saat sektor ini terdampak pandemi, maka dampaknya pun besar," katanya.
Sepanjang 2020, jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mengalami penurunan yang signifikan yaitu menjadi 1,3 juta wisatawan. Sedangkan, pada 2019 jumlah kunjungan wisata mencapai 4,3 juta orang dengan jumlah wisatawan mancanegara hampir mencapai 500.000 orang.
Oleh karenanya, lanjut Kadri, perlu dilakukan berbagai upaya untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata dengan tetap menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan secara ketat sehingga upaya pencegahan COVID-19 tetap bisa optimal namun perekonomian bisa kembali bangkit.
"Melalui Jogja Vaganza ini, saya berharap sektor pariwisata kembali tumbuh. Industri pendukung pariwisata pun bisa begerak karana permintaan pasar naik," katanya.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, lanjut dia, juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung promosi pariwisata dengan memamerkan keunggulan yang dimiliki setiap destinasi wisata.
Kota Yogyakarta, lanjut dia, tidak memiliki daya tarik pariwisata alam namun memiliki keunggulan pada kekayaan seni dan budaya, kreativitas warga serta keragaman objek wisata termasuk keberadaan belasan kampung wisata yang unik.
Kegiatan Jogja Vaganza 2021 digelar dengan melibatkan biro perjalanan wisata yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan sisanya berasal dari luar Pulau Jawa dengan akses penerbangan langsung sebagai buyer dan seller berasal dari perhotelan, UKM, kampung wisata, serta destinasi wisata di Yogyakarta.
Ketua Panitia Jogja Vaganza 2021 Edwin Ismedi Himna mengatakan sasaran utama wisatawan pada masa pandemi adalah wisatawan domestik, khususnya dari Pulau Jawa sehingga tetap bisa berwisata menggunakan jalur darat.
"Ada banyak tantangan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di masa pandemi COVID-19. Salah satu upaya yang kami lakukan saat ini adalah mempromosikan bahwa pariwisata di Yogyakarta dilakukan secara aman dengan menjalankan protokol kesehatan yang disiplin," kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yogyakarta Kadri Renggono saat membuka table top yang menjadi rangkaian acara promosi wisata Jogja Vaganza 2021 di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, mempromosikan citra positif pariwisata pada masa pandemi COVID-19 sangat penting dilakukan karena akan memberikan kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan untuk datang dan menikmati suguhan pariwisata di Yogyakarta.
Kadri mengatakan selain pelaku usaha jasa pariwisata seperti destinasi wisata, hotel, restoran, dan usaha jasa lainnya, geliat di sektor pariwisata juga akan mempengaruhi lebih dari 23.000 pelaku usaha kecil menengah (UKM), termasuk 696 kelompok kesenian yang tersebar di 14 kecamatan.
"Ada banyak sektor yang bergantung dari jalannya industri pariwisata di Kota Yogyakarta. Saat sektor ini terdampak pandemi, maka dampaknya pun besar," katanya.
Sepanjang 2020, jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mengalami penurunan yang signifikan yaitu menjadi 1,3 juta wisatawan. Sedangkan, pada 2019 jumlah kunjungan wisata mencapai 4,3 juta orang dengan jumlah wisatawan mancanegara hampir mencapai 500.000 orang.
Oleh karenanya, lanjut Kadri, perlu dilakukan berbagai upaya untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata dengan tetap menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan secara ketat sehingga upaya pencegahan COVID-19 tetap bisa optimal namun perekonomian bisa kembali bangkit.
"Melalui Jogja Vaganza ini, saya berharap sektor pariwisata kembali tumbuh. Industri pendukung pariwisata pun bisa begerak karana permintaan pasar naik," katanya.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, lanjut dia, juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung promosi pariwisata dengan memamerkan keunggulan yang dimiliki setiap destinasi wisata.
Kota Yogyakarta, lanjut dia, tidak memiliki daya tarik pariwisata alam namun memiliki keunggulan pada kekayaan seni dan budaya, kreativitas warga serta keragaman objek wisata termasuk keberadaan belasan kampung wisata yang unik.
Kegiatan Jogja Vaganza 2021 digelar dengan melibatkan biro perjalanan wisata yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan sisanya berasal dari luar Pulau Jawa dengan akses penerbangan langsung sebagai buyer dan seller berasal dari perhotelan, UKM, kampung wisata, serta destinasi wisata di Yogyakarta.
Ketua Panitia Jogja Vaganza 2021 Edwin Ismedi Himna mengatakan sasaran utama wisatawan pada masa pandemi adalah wisatawan domestik, khususnya dari Pulau Jawa sehingga tetap bisa berwisata menggunakan jalur darat.