Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mendorong penyelenggaraan pendidikan dan pengenalan kewirausahaan kepada masyarakat sejak dini mengingat kualitas kewirausahaan pelaku UKM di Indonesia masih terbilang rendah.

"Pendidikan dan pengenalan kewirausahaan harus dilakukan sejak dini karena saat ini dari total 65,4 juta UMKM, 82,55 persennya belum memiliki kualitas kewirausahaan," kata Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kemenkop UKM Desri Anasari dalam acara Growth Festival 2021 dengan tema "Scaling Deep to Scaling Up" yang digelar Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) secara virtual di Yogyakarta, Selasa.

Desri menuturkan bahwa saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru sekitar 3,47 persen. Persentase ini cukup rendah dibandingkan Singapura yang sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, dan Malaysia 4,74 persen.

Dengan kondisi tersebut, menurut dia, pendidikan dan pengenalan kewirausahaan penting dilakukan sejak dini. Apalagi Indonesia tidak lama lagi akan menghadapi ledakan demografi, khususnya usia produktif.

"Jika tidak dipersiapkan sejak dini, bisa menjadi bencana demografi karena tidak dapat terserap di dunia kerja," kata Desri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, di mana 68,75 persen masuk usia produktif dengan 24 persen di antaranya berusia 16-30 tahun.

Mempertimbangkan potensi SDM tersebut, pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan nasional naik menjadi 3,55 persen pada akhir 2021 dan mencapai 3,95 persen pada akhir 2024.

"Pencapaian target itu dilakukan melalui penciptaan wirausaha muda yang inovatif, berkelanjutan, dan menciptakan lapangan pekerjaan," ujar dia.

Selain itu, Kemenkop UKM juga menyiapkan program pengembangan ekosistem bisnis untuk meningkatkan kewiraushaan, salah satunya Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII).

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Eka Arifa
Copyright © ANTARA 2024