Banda Aceh (ANTARA) - Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh membeli sebanyak 100 kilogram minyak nilam petani dari petani di Kabupaten Aceh Selatan untuk kemudian diproses menjadi parfum.

"Kita beli melalui koperasi industri nilam Aceh (KINA), minyak nilam ini kita beli dari petani Kluet Tengah Aceh Selatan seharga Rp610 ribu per kilogram, dan akan diproses lebih lanjut menjadi fiksatif parfum," kata Sekretaris ARC USK Banda Aceh Elly Sufriadi, di Banda Aceh, Rabu.

Elly mengatakan, minyak nilam tersebut dibeli dengan harapan semakin banyak masyarakat menanam nilam dengan menerapkan good agriculture practices, sehingga kualitas dan kuantitas nilam Aceh dapat dipertahankan serta ditingkatkan.

"Minyak nilam ini akan diproses lebih lanjut menjadi hi-grade patchouli dengan vacuum distillation untuk purifikasi dan peningkatan kadar patchouli alkohol (PA) dari minyak nilam sampai PA>60 persen,” ujarnya.

Elly menyampaikan, ARC banyak mengembangkan riset produk turunan nilam yang menggunakan hi-grade patchouli, sehingga akan memerlukan banyak minyak nilam dari masyarakat.

Terbaru, lanjut Elly, adalah serum prototype anti aging dengan komponen aktif minyak nilam yang rencananya akan dilaunching akhir bulan ini.

"Program ini merupakan Riset Prioritas Nasional (PRN) yang didanai oleh pemerintah," kata Elly.

Sementara itu, Ketua KINA Aceh Selatan Muksin berterima kasih kepada ARC USK yang telah membantu pembelian minyak nilam anggotanya, sehingga masyarakat bisa memperoleh pendapatan yang baik dari bertani dan menyuling nilam.

Menurut Muksin, langkah ARC ini memperlihatkan komitmen dan pemihakannya, sehingga petani nilam Aceh khususnya di Aceh selatan tetap bersemangat menanam komoditas tersebut.

“Saya berterima kasih, karena ARC membeli minyak nilam masyarakat dengan harga yang baik dan wajar. Bahkan lebih baik dari harga beli di Medan. Ini sangat penting untuk menjaga semangat petani nilam di Aceh,” kata Muksin.

Muksin menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga kualitas dan meningkatkan produksi nilam Aceh Selatan agar bisa berkontribusi guna meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Harapan kami kepada ARC, teruslah berbuat dan berpihak kepada masyarakat kecil, jangan lelah membantu petani nilam Aceh," ujar Muksin.

Seperti diketahui, minyak nilam Aceh sangat diminati oleh market internasional karena aromanya yang khas, kandungan PA-nya yang tinggi dan bilangan asamnya yang rendah.

Karakteristik unik ini menyebabkan nilam Aceh memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada 2012 dari Depkumham RI.

Di pasar internasional harga minyak nilam relatif stabil pada angka USD 54 sampai USD 60 per kilogram, sehingga sangat potensial untuk menjadi pendapatan petani, penyuling, pengumpul dan eksportir secara berkelanjutan.

 

Pewarta : Rahmat Fajri
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024