Kulon Progo (ANTARA) - Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebesar 0,00 persen atau nihil pasien COVID-19 yang dirawat meski ada kenaikan kasus COVID-19 hasil skrining sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin, mengatakan per hari ini, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) dari 125 tempat tidur baik di RSUD Wates, RSUD Nyi Ageng Serang dan tujuh rumah sakit swasta semuanya 0,00 persen atau nihil pasien COVID-19 yang dirawat, begitu juga di IGD tingkat keterisian 0,00 persen atau nihil.
"Semoga kondisi penyebaran COVID-19 dapat kendalikan, sehingga kita bisa beraktivitas kembali normal," kata Baning.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir, kasus COVID-19 mengalami kenaikan kasus COVID-19 karena adanya tes usap secara acak terhadap 59 sekolah dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Hingga saat ini, jumlah siswa yang terpapar COVID-19 sebanyak 61 kasus dari 1.389 siswa yang dilakukan tes usap secara acak.
"Kondisi siswa yang terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 61 siswa ini merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Mereka tidak mengalami gelaja apa pun, sehingga mereka disarankan melakukan isolasi mandiri. Namun demikian, kami sudah siap siaga bila ada gejala, mereka sudah kami minta dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan," katanya.
Baning juga mengakui kenaikan kasus COVID-19 dari siswa terkonfirmasi COVID-19 menyebabkan jumlah kasus COVID-19 meningkat. Sebelum dilakukan tes usap acak, kasus positif COVID-19 di Kulon Progo di bawah 25 kasus, namun hari ini kasus positif COVID-19 aktif di Kulon Progo sebanyak 69 kasus.
Peningkatan kasus COVID-19 ini dikarenakan adanya skrining PTM, sedangkan kabupaten/kota di DIY belum melakukan tes usap acak kepada siswa. Saat ini, rara-rata capain vaksinasi pelajar di Kulon Progo sudah 95 persen, sehingga perlu adanya tes usap secara acak untuk memastikan bahwa PTM tidak berdampak penyebab penularan COVID-19.
"Kami optimistis dengan melihat hasil tes usap secara acak, PTM dapat dilanjutkan sesuai kondisi wilayah masing-masing. Kami juga berharap peran masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan," katanya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin, mengatakan per hari ini, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) dari 125 tempat tidur baik di RSUD Wates, RSUD Nyi Ageng Serang dan tujuh rumah sakit swasta semuanya 0,00 persen atau nihil pasien COVID-19 yang dirawat, begitu juga di IGD tingkat keterisian 0,00 persen atau nihil.
"Semoga kondisi penyebaran COVID-19 dapat kendalikan, sehingga kita bisa beraktivitas kembali normal," kata Baning.
Ia mengatakan beberapa hari terakhir, kasus COVID-19 mengalami kenaikan kasus COVID-19 karena adanya tes usap secara acak terhadap 59 sekolah dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Hingga saat ini, jumlah siswa yang terpapar COVID-19 sebanyak 61 kasus dari 1.389 siswa yang dilakukan tes usap secara acak.
"Kondisi siswa yang terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 61 siswa ini merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG). Mereka tidak mengalami gelaja apa pun, sehingga mereka disarankan melakukan isolasi mandiri. Namun demikian, kami sudah siap siaga bila ada gejala, mereka sudah kami minta dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan," katanya.
Baning juga mengakui kenaikan kasus COVID-19 dari siswa terkonfirmasi COVID-19 menyebabkan jumlah kasus COVID-19 meningkat. Sebelum dilakukan tes usap acak, kasus positif COVID-19 di Kulon Progo di bawah 25 kasus, namun hari ini kasus positif COVID-19 aktif di Kulon Progo sebanyak 69 kasus.
Peningkatan kasus COVID-19 ini dikarenakan adanya skrining PTM, sedangkan kabupaten/kota di DIY belum melakukan tes usap acak kepada siswa. Saat ini, rara-rata capain vaksinasi pelajar di Kulon Progo sudah 95 persen, sehingga perlu adanya tes usap secara acak untuk memastikan bahwa PTM tidak berdampak penyebab penularan COVID-19.
"Kami optimistis dengan melihat hasil tes usap secara acak, PTM dapat dilanjutkan sesuai kondisi wilayah masing-masing. Kami juga berharap peran masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan," katanya.