Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) kembali menggelar Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) angkatan kelima.

“Sebanyak 8.105 guru mengikuti program angkatan kelima ini. Calon Guru Penggerak akan menjalani pendidikan selama enam bulan dan dibekali dengan kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi,” ujar Dirjen GTK Kemendikbudristek, Iwan Syahril, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan pada program itu, calon Guru Penggerak akan didampingi oleh 1.504 pengajar praktik, 28 fasilitator, dan 50 instruktur.

Iwan mengatakan pihaknya merasakan bagaimana semangat tumbuh dari kisah-kisah inspiratif para calon Guru Penggerak serta Pengajar Praktik yang sudah ditemuinya.

“Saya melihat ada kekuatan baru hadir dari dalam diri Bapak/Ibu guru untuk berbuat dan berkontribusi memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak bangsa,” kata Iwan.

Program Pendidikan Guru Penggerak, lanjut Iwan, merupakan upaya pemerintah menghidupkan kembali semangat, daya juang, dan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam membangun ekosistem pendidikan Indonesia yang ‘Merdeka Belajar’ dan selalu berpihak pada murid.

“Guru Penggerak adalah harapan kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin pembelajaran yang akan menggerakkan roda-roda transformasi pendidikan di Indonesia,” tutur Iwan.

Melalui PPGP, pemerintah berupaya untuk mengubah paradigma kepemimpinan pendidikan Indonesia, dari paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada administrasi pendidikan menjadi paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada pembelajaran murid.

“Melalui program ini, ke depan kita berharap lahir generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia. Pemimpin-pemimpin pendidikan yang memandang anak dengan rasa penuh hormat, pemimpin-pemimpin yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, atau bentuk kepemimpinan pendidikan lainnya,” imbuh dia.

Untuk itu, PPGP dihadirkan untuk melahirkan pemimpin pendidikan yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik. Murid-murid Indonesia menurut Iwan, adalah pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila. Sementara itu, guru berperan untuk melahirkan Profil Pelajar Pancasila.

“Melahirkan murid-murid yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global,” kata Iwan.

Iwan berharap, para peserta dapat menjadi mentor untuk pendidik lain serta dapat menularkan semangat dan membagikan praktik baik keilmuannya dalam pengembangan potensi guru-guru lain. Sejatinya, lanjut Iwan, Guru Penggerak percaya bahwa perubahan perlu dilakukan bersama-sama sehingga seluruh ekosistem pendidikan berdaya.

“Mereka memiliki panggilan jiwa untuk memecahkan masalah-masalah tersulit di bidang pendidikan dengan tujuan utama, bagaimana layanan kepada murid dapat terus ditingkatkan, apapun kondisinya. Para Guru Penggerak adalah mereka yang memiliki resiliensi, daya juang, dan tanggung jawab sebagai pemimpin,” kata Iwan lagi.

Iwan menambahkan, saat ini Kemendikbudristek telah mengeluarkan Permendikbudristek 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Dalam peraturan ini menegaskan bahwa jalur kepemimpinan pendidikan ke depan adalah dari jalur guru penggerak.

“Saya yakin perjalanan dalam mengikuti PPGP ke depan tidak akan mudah. Pesan saya, jika dalam menempuh perjalanan nanti Bapak/Ibu merasa semangatnya menurun, ingatlah kembali motivasi awal saat mengikuti seleksi. Ingatlah bahwa Bapak/Ibu adalah suluh penerang dalam perjalanan pendidikan kita,” pesan Iwan.


Pewarta : Indriani
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024