Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi menilai kekhawatiran sejumlah pihak terhadap kemungkinan Indonesia akan menghadapi situasi keamanan nasional yang bergejolak seperti Sri Lanka terlalu dibuat-buat.
“Kekhawatiran Indonesia akan menghadapi situasi seperti Sri Lanka itu terlalu dibuat-buat karena bagaimana pun belum ada indikasi yang menunjukkan Indonesia sebagai negara gagal,” ujar Burhanuddin dalam acara Rilis Survei Indikator Politik Indonesia bertajuk “Evaluasi Publik terhadap Kinerja Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Politik, Penegakan Hukum, dan Pemberantasan Korupsi”, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, di Jakarta, Senin.
Penilaian yang dia sampaikan tidak terlepas dari survei Indikator Politik Indonesia pada 16-24 Juni 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan penilaian baik dari responden terhadap kondisi keamanan nasional dibandingkan pada April 2022.
Sebelumnya pada April 2022, responden yang menilai baik kondisi keamanan nasional mencapai 54,9 persen, namun pada Juni 2022 menjadi 61,3 persen.
“Kekhawatiran Indonesia akan menghadapi situasi seperti Sri Lanka itu terlalu dibuat-buat karena bagaimana pun belum ada indikasi yang menunjukkan Indonesia sebagai negara gagal,” ujar Burhanuddin dalam acara Rilis Survei Indikator Politik Indonesia bertajuk “Evaluasi Publik terhadap Kinerja Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Politik, Penegakan Hukum, dan Pemberantasan Korupsi”, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, di Jakarta, Senin.
Penilaian yang dia sampaikan tidak terlepas dari survei Indikator Politik Indonesia pada 16-24 Juni 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan penilaian baik dari responden terhadap kondisi keamanan nasional dibandingkan pada April 2022.
Sebelumnya pada April 2022, responden yang menilai baik kondisi keamanan nasional mencapai 54,9 persen, namun pada Juni 2022 menjadi 61,3 persen.