Sleman, DIY (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia dan Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) mengadakan Festival Saras Jiwa dengan tema "Jadikan Kesehatan Mental Sebagai Prioritas Global", Jumat.
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2022 dibuka oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di Lapangan Denggung, Sleman.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam kesempatan tersebut mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan jiwa, baik diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.
Menurut dia, kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa harus menjadi prioritas bersama. Sebab dengan begitu akan memudahkan orang dengan gangguan kesehatan jiwa untuk mendapatkan layanan dari tenaga profesional.
"Sebagai salah satu upaya preventif, Pemkab Sleman telah menggagas layanan psikologi sejak 2004. Saat ini masyarakat dapat mengakses layanan psikologi dengan tenaga psikolog profesional di 25 puskesmas di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, pelayanan kesehatan jiwa di puskemas berfungsi sebagai deteksi dini serta rehabilitasi jiwa berbasis komunitas. Ini semua kemudian dirangkum dalam program inovasi bernama Mata Hati, yakni singkatan dari Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa.
Dalam pelaksanaannya Pemkab Sleman bekerja sama dengan sejumlah pihak, diantaranya Humanity Inclusion, SIGAB, YAKKUM dan Siklus Indonesia.
"Melalui program Mata Hati ini, kami membuka layanan telekonsultasi online oleh psikolog di seluruh puskesmas. Layanan ini dapat diakses secara cuma-cuma oleh warga rentan yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa," katanya.
Ketua IPK wilayah DIY Rifqoh Ihdayati, S.Psi. MAP, mengatakan bahwa kesehatan mental harus ditangani dengan cara yang benar.
Ia menyoroti fenomena banyaknya masyarakat yang lebih memilih mengungkapkan masalah kesehatan jiwanya di media sosial. Hal ini kurang tepat, sebab kesehatan mental harus ditangani dengan benar dengan melibatkan psikolog klinis," katanya.
"Kami mengapresiasi Kabupaten Sleman yang mempunyai psikolog klinis terbanyak se-DIY, yang bisa ditemui di 25 Puskesmas di Kabupaten Sleman," katanya.
Sementara Chatarina Dari, dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM mengatakan bahwa dengan adanya psikolog klinis di seluruh puskesmas di Kabupaten Sleman, maka layanan kesehatan jiwa semakin dekat dan semakin mudah diakses masyarakat.
"Hal ini merupakan modal utama guna mewujudkan kesehatan jiwa di tengah masyarakat. Semoga ini bisa direplikasi di tempat-tempat lainnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman Kustini juga memimpin deklarasi terkait komitmen bersama mewujudkan masyarakat yang sehat fisik dan mental melalui "Deklarasi Pulih Bersama Generasi Sehat Jiwa".
Kegiatan ini juga diisi dengan berbagai rangkaian acara, diantaranya senam bersama, screening kesehatan jiwa sekaligus konsultasi hasilnya, donor darah.
Kegiatan ditutup dengan mini temu wicara "Kesehatan Jiwa untuk Semua" dan peluncuran buku "Rehabilitasi Berbasis Masyarakat untuk Disabilitas Psikososial".
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2022 dibuka oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di Lapangan Denggung, Sleman.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam kesempatan tersebut mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan jiwa, baik diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.
Menurut dia, kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa harus menjadi prioritas bersama. Sebab dengan begitu akan memudahkan orang dengan gangguan kesehatan jiwa untuk mendapatkan layanan dari tenaga profesional.
"Sebagai salah satu upaya preventif, Pemkab Sleman telah menggagas layanan psikologi sejak 2004. Saat ini masyarakat dapat mengakses layanan psikologi dengan tenaga psikolog profesional di 25 puskesmas di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, pelayanan kesehatan jiwa di puskemas berfungsi sebagai deteksi dini serta rehabilitasi jiwa berbasis komunitas. Ini semua kemudian dirangkum dalam program inovasi bernama Mata Hati, yakni singkatan dari Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa.
Dalam pelaksanaannya Pemkab Sleman bekerja sama dengan sejumlah pihak, diantaranya Humanity Inclusion, SIGAB, YAKKUM dan Siklus Indonesia.
"Melalui program Mata Hati ini, kami membuka layanan telekonsultasi online oleh psikolog di seluruh puskesmas. Layanan ini dapat diakses secara cuma-cuma oleh warga rentan yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa," katanya.
Ketua IPK wilayah DIY Rifqoh Ihdayati, S.Psi. MAP, mengatakan bahwa kesehatan mental harus ditangani dengan cara yang benar.
Ia menyoroti fenomena banyaknya masyarakat yang lebih memilih mengungkapkan masalah kesehatan jiwanya di media sosial. Hal ini kurang tepat, sebab kesehatan mental harus ditangani dengan benar dengan melibatkan psikolog klinis," katanya.
"Kami mengapresiasi Kabupaten Sleman yang mempunyai psikolog klinis terbanyak se-DIY, yang bisa ditemui di 25 Puskesmas di Kabupaten Sleman," katanya.
Sementara Chatarina Dari, dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM mengatakan bahwa dengan adanya psikolog klinis di seluruh puskesmas di Kabupaten Sleman, maka layanan kesehatan jiwa semakin dekat dan semakin mudah diakses masyarakat.
"Hal ini merupakan modal utama guna mewujudkan kesehatan jiwa di tengah masyarakat. Semoga ini bisa direplikasi di tempat-tempat lainnya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman Kustini juga memimpin deklarasi terkait komitmen bersama mewujudkan masyarakat yang sehat fisik dan mental melalui "Deklarasi Pulih Bersama Generasi Sehat Jiwa".
Kegiatan ini juga diisi dengan berbagai rangkaian acara, diantaranya senam bersama, screening kesehatan jiwa sekaligus konsultasi hasilnya, donor darah.
Kegiatan ditutup dengan mini temu wicara "Kesehatan Jiwa untuk Semua" dan peluncuran buku "Rehabilitasi Berbasis Masyarakat untuk Disabilitas Psikososial".