Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lajiyo Yok Mulyono meminta pemerintah setempat menata kembali lahan pertanian karena sudah alih fungsi lebih dari 300 hektare yang berpotensi mengganggu ketahanan pangan.
Lajiyo Yok Mulyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan lahan pertanian di Kulon Progo ini sudah banyak terjadi alih fungsi lahan untuk pembangunan bandara, wisata kuliner hingga hotel-hotel.
"Hal ini harus ditindaklanjuti dengan penataan kembali supaya tanaman pangan di Kulon Progo bisa pulih kembali, dan Kulon Progo bisa surplus beras atau pangan," kata Lajiyo.
Ia juga meminta Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan segera mempercepat cetak sawah baru dengan melakukan identifikasi lahan yang berpotensi menjadi sawah dan mencukupi kebutuhan air untuk tanaman.
"Hal yang mendasar mendukung produksi gabah yang melimpah adalah ketersediaan air yang mencukupi saat memasuki tanam hingga panen. Sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat, ketersediaan air untuk persawahan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan tahun ini, pihaknya mencetak sawah baru seluas 50 hektare. Cetak sawah baru tersebut akan dilaksanakan di Kecamatan/Kapanewon Pengasih, Sentolo dan Samigaluh.
"Saat ini, tahapannya adalah penyiapan sumber daya manusia petani," kata Aris Nugraha.
Ia mengatakan DPP Kulon Progo sudah melaksanakan survei investigasi desain (SID) untuk menentukan luasan lokasi pada 2021.
"Tahun ini kita garap. Tahapannya mulai dari pertemuan dan kami memberikan gambaran-gambaran teknis soal cetak baru," katanya.
Setelah itu, anggaran untuk cetak sawah baru akan dicairkan. Anggarannya bersifat bantuan sosial.
Targetnya, cetak sawah baru ini masuk masa tanam golongan kedua, yakni November paling lambat Desember masa tanam pertama untuk padi.
"Kami mengintensifkan komunikasi dengan kelompok tani, supaya bisa selesai Oktober ini," katanya.
Lajiyo Yok Mulyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan lahan pertanian di Kulon Progo ini sudah banyak terjadi alih fungsi lahan untuk pembangunan bandara, wisata kuliner hingga hotel-hotel.
"Hal ini harus ditindaklanjuti dengan penataan kembali supaya tanaman pangan di Kulon Progo bisa pulih kembali, dan Kulon Progo bisa surplus beras atau pangan," kata Lajiyo.
Ia juga meminta Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan segera mempercepat cetak sawah baru dengan melakukan identifikasi lahan yang berpotensi menjadi sawah dan mencukupi kebutuhan air untuk tanaman.
"Hal yang mendasar mendukung produksi gabah yang melimpah adalah ketersediaan air yang mencukupi saat memasuki tanam hingga panen. Sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat, ketersediaan air untuk persawahan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan tahun ini, pihaknya mencetak sawah baru seluas 50 hektare. Cetak sawah baru tersebut akan dilaksanakan di Kecamatan/Kapanewon Pengasih, Sentolo dan Samigaluh.
"Saat ini, tahapannya adalah penyiapan sumber daya manusia petani," kata Aris Nugraha.
Ia mengatakan DPP Kulon Progo sudah melaksanakan survei investigasi desain (SID) untuk menentukan luasan lokasi pada 2021.
"Tahun ini kita garap. Tahapannya mulai dari pertemuan dan kami memberikan gambaran-gambaran teknis soal cetak baru," katanya.
Setelah itu, anggaran untuk cetak sawah baru akan dicairkan. Anggarannya bersifat bantuan sosial.
Targetnya, cetak sawah baru ini masuk masa tanam golongan kedua, yakni November paling lambat Desember masa tanam pertama untuk padi.
"Kami mengintensifkan komunikasi dengan kelompok tani, supaya bisa selesai Oktober ini," katanya.