Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencetak lahan surjan seluas 12 hektare di Bulak Pelem, Desa/Kalurahan Garongan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan.

Lahan surjan mengacu pada morfologi yang jika dilihat dari atas tampak bergaris-garis seperti baju pria Jawa tempo dulu yang diberi nama surjan. Garis-garis  tersebut terbentuk dari alur tinggi rendah lahan.  

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Selasa, mengatakan lahan surjan merupakan peninggalan nenek moyang di beberapa wilayah selatan untuk mengantisipasi gagal panen karena terendam banjir.

Baca juga: Legislator minta Pemkab Kulon Progo menata kembali lahan pertanian

"Kami dari Dinas Pertanian dan Pangan mendukung cetak lahan surjan ini. Tidak hanya sisi lahan, kami juga sepakat lahan surjan ini menjadi kawasan agro edu wisata dan budaya," kata Aris Nugraha.

Ia mengatakan pengembangan kawasan agro edu wisata dan budaya akan melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD), yakni Dinas Pertanian dan Pangan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) yang fokus pada agro.

Kemudian, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) memegang peran di sektor edukasi, Dinas Pariwisata bergerak di sektor wisata dan Dinas Kebudayaan bergerak pada pengembangan budaya.

"Pengembangan lahan surjan dalam bentuk agro edu wisata dan budaya untuk meningkatkan pendapatan pertanian dan meningkatkan nilai tambah produksi pertanian," katanya.

 Aris mengatakan lahan surjan ini, untuk lahan bawah ditanami padi-padi-palawija, sedangkan lahan atas ditanami tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kemudian, produktivitas padi di lahan sawah surjan sekitar 6,5 ton per hektare gabah kering giling (GKG). Komoditas yang ditanam mulai dari cabai, melon, hingga ketimun.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana mengatakan Pemkab Kulon Progo membuat lahan surjan baru. Petani secara umum meninggalkan ilmu pertanian lama, tetapi belum mengetahui ilmu pertanian baru.

"Luas lahan pertanian kita luar biasa, namun beberapa tahun lalu tetap impor beras dan pangan. Ini momentum bersejarah, kita melestarikan budaya lama dengan mencetak lahan surjan baru," katanya.

Ia meminta OPD teknis melakukan kolaborasi untuk memperkuat sektor pertanian, supaya hasil pertanian memiliki nilai tambah tinggi.

"Kalau pertanian dikolaborasikan dengan pariwisata, program kelautan, disebarkan melalui media sosial, akan ada kesinambungan kegiatan pertanian," katanya.

 Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mendukung cetak lahan surjan. Lahan yang dibuat surjan di wilayah Garongan ini dulu hanya disewakan untuk ditanami temu. Sewa lahannya hanya Rp1.500 per meter persegi.

"Saat ini disulap menjadi lahan yang produktif, yakni lahan surjan yang ditanam padi dan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi," katanya.

Baca juga: Yogyakarta mengkaji usulan pengadaan lahan pertanian di luar kota

Pewarta : Sutarmi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024