Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat produksi ikan tangkap di wilayah ini mencapai 1.331 ton dari target 2.000 ton pada 2022.
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo Wakhid Purwosubiantoro di Kulon Progo, Selasa, mengatakan sebanyak 1.331 ton ini merupakan angka produksi dari Januari sampai September.
"Waktunya masih ada tiga bulan atau dari Oktober sampai Desember, target produksi perikanan tangkap dapat terpenuhi. Bulan-bulan seperti ini, hasil tangkapan ikan cukup banyak," kata Wakhid.
Baca juga: Gubernur DIY meresmikan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan Sleman
Ia mengatakan target produksi ikan di Kulon Progo pada 2022, baik perikanan budi daya dan tangkap sebanyak 17.000 ton. Saat ini, produksi ikan di Kulon Progo nyaris di angka 18.000 ton hingga akhir November. "Tingginya produksi ikan di Kulon Progo disokong hasil perikanan budi daya," katanya.
Wakhid mengatakan target 2.000 ton hasil ikan tangkap ini merupakan kalkulasi antara jumlah perikanan tangkap laut dan perikanan perairan umum dari selokan, sungai, dan waduk.
Masih rendahnya produksi hasil perikanan tangkap disebutkan Wakhid terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah aspek jumlah nelayan yang ada di Kulon Progo.
Ia mengakui produksi ikan tangkap nelayan Kulon Progo terendah di DIY karena jumlah nelayan juga masih kecil dibanding se-DIY.
Penyebab lainnya, rendahnya hasil produksi perikanan tangkap ialah belum berfungsinya Pelabuhan Tanjung Adikarto. "Jadi masih belum bisa menaikkan produksi perikanan tangkap secara signifikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Trenggono Trimulyo mengatakan upaya untuk mendongkrak capaian produksi perikanan tangkap melalui dari bantuan sarana penangkapan ikan di antaranya alat pendeteksi ikan, jaring hingga alat penarik perahu.
Kepemilikan alat deteksi ikan oleh para nelayan ini terhitung masih terbatas. "Saat ini baru ada delapan alat pendeteksi ikan yang ada di Kulon Progo," katanya.
Trenggono mengatakan DKP Kulon Progo mengupayakan bantuan alat deteksi ikan setiap tahun bertambah. untuk membantu nelayan dalam mengarahkan kapal untuk mendapatkan tangkapan.
Saat ini, mayoritas perahu nelayan Kulon Progo belum tentu dapat menjangkau titik ikan yang berada jauh dari kemampuan perahu. "Nelayan Kulon Progo masih menggunakan kapal perahu motor. Kalau kapalnya kecil tidak sampai jarak jangkau," katanya.
Baca juga: Blumbang Ayu maju lomba Kelompok Budi Daya Ikan 2022 Kabupaten Kulon Progo
Baca juga: Bantul menyiapkan regulasi terkait sanksi penangkap ikan dengan setrum
Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulon Progo Wakhid Purwosubiantoro di Kulon Progo, Selasa, mengatakan sebanyak 1.331 ton ini merupakan angka produksi dari Januari sampai September.
"Waktunya masih ada tiga bulan atau dari Oktober sampai Desember, target produksi perikanan tangkap dapat terpenuhi. Bulan-bulan seperti ini, hasil tangkapan ikan cukup banyak," kata Wakhid.
Baca juga: Gubernur DIY meresmikan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan Sleman
Ia mengatakan target produksi ikan di Kulon Progo pada 2022, baik perikanan budi daya dan tangkap sebanyak 17.000 ton. Saat ini, produksi ikan di Kulon Progo nyaris di angka 18.000 ton hingga akhir November. "Tingginya produksi ikan di Kulon Progo disokong hasil perikanan budi daya," katanya.
Wakhid mengatakan target 2.000 ton hasil ikan tangkap ini merupakan kalkulasi antara jumlah perikanan tangkap laut dan perikanan perairan umum dari selokan, sungai, dan waduk.
Masih rendahnya produksi hasil perikanan tangkap disebutkan Wakhid terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah aspek jumlah nelayan yang ada di Kulon Progo.
Ia mengakui produksi ikan tangkap nelayan Kulon Progo terendah di DIY karena jumlah nelayan juga masih kecil dibanding se-DIY.
Penyebab lainnya, rendahnya hasil produksi perikanan tangkap ialah belum berfungsinya Pelabuhan Tanjung Adikarto. "Jadi masih belum bisa menaikkan produksi perikanan tangkap secara signifikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Trenggono Trimulyo mengatakan upaya untuk mendongkrak capaian produksi perikanan tangkap melalui dari bantuan sarana penangkapan ikan di antaranya alat pendeteksi ikan, jaring hingga alat penarik perahu.
Kepemilikan alat deteksi ikan oleh para nelayan ini terhitung masih terbatas. "Saat ini baru ada delapan alat pendeteksi ikan yang ada di Kulon Progo," katanya.
Trenggono mengatakan DKP Kulon Progo mengupayakan bantuan alat deteksi ikan setiap tahun bertambah. untuk membantu nelayan dalam mengarahkan kapal untuk mendapatkan tangkapan.
Saat ini, mayoritas perahu nelayan Kulon Progo belum tentu dapat menjangkau titik ikan yang berada jauh dari kemampuan perahu. "Nelayan Kulon Progo masih menggunakan kapal perahu motor. Kalau kapalnya kecil tidak sampai jarak jangkau," katanya.
Baca juga: Blumbang Ayu maju lomba Kelompok Budi Daya Ikan 2022 Kabupaten Kulon Progo
Baca juga: Bantul menyiapkan regulasi terkait sanksi penangkap ikan dengan setrum