Denpasar (ANTARA) -
Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Denpasar menyelidiki jaringan prostitusi online melalui aplikasi MiChat yang menyebabkan seorang wanita tewas terbunuh pada malam Tahun Baru 2023 di Denpasar, Bali.

Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar Komisaris Besar Polisi Bambang Yugo Pamungkas, Kamis, menyatakan dari hasil penyelidikan yang dilakukan Tim Gabungan Satuan Reserse Kriminal Polresta Denpasar, Polsek Denpasar Selatan, dan Polda Bali ditemukan tiga orang terlibat jaringan prostitusi melibatkan seorang wanita berinisial AS (26) asal Batam yang ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah kamar indekos.
 
Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Bambang Yugo, pihaknya menemukan bahwa sebelum kejadian pembunuhan terhadap korban AS, ada transaksi prostitusi online yang dilakukan antara pelaku dan korban.
 
"Prostitusi online ini menggunakan aplikasi MiChat di mana kami sudah memeriksa empat saksi, yaitu saksi berinisial TJ, DRS, FH, dan HR. Tiga saksi yang sudah kami periksa berperan sebagai operator MiChat, yaitu TJ, DRS, dan FH, sedangkan HR sendiri melakukan pengamanan," kata dia dalam rekaman video yang diterima dari Seksi Humas Polresta Denpasar, Kamis malam.
 
Kapolresta mengatakan dari hasil pemeriksaan empat saksi terungkap fakta bahwa para operator mematok harga Rp300.000 setiap kali melayani tamu. Hasilnya akan dibagi dua dengan besarannya untuk operator Rp50.000 dan korban mendapatkan Rp250.000.
 
Keempat saksi sudah diamankan di Rumah Tahanan Polresta Denpasar dan dilakukan pemeriksaan intensif untuk mencari berbagai informasi terkait kematian wanita berinisial AS beberapa waktu lalu di Jalan Tukad Batanghari I No. 7, Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan.
 
 
 

Pewarta : Rolandus Nampu
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024