Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau kering yang diprediksi terjadi pada tahun 2023.
 
"Akhir Februari atau pertengahan Maret, kami sudah mulai operasi, karena biasanya Pak Presiden akan pesan jangan sampai Lebaran ada asap," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Jakarta, Jumat.
 
Penerapan teknologi modifikasi cuaca yang dahulu dikenal sebagai teknologi hujan buatan merupakan bagian dari upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan cara pembasahan gambut.
 
Metode itu efektif saat menangani kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 2020.
 
Siti mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan; Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga aparat penegak hukum dan pemerintah daerah.

Sebelumnya BMKG menyatakan bencana kebakaran hutan diprediksi meningkat tahun 2023 ini yang berpotensi sama seperti kejadian pada tahun 2019.

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024