Bantul (ANTARA) - Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda, Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya dan Seksi Museum Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam kegiatan ekskavasi atau penggalian arkeologis benteng sisi barat Kedaton IV di Situs Keraton Pleret, Kabupaten Bantul, DIY menemukan saluran air kuno.

"Tim arkeolog menemukan saluran air (paralon) kuno yang terbuat dari tanah liat yang oleh masyarakat disebut plempem atau riul. Setidaknya ada delapan plempem tanah liat kuno ditemukan di area ekskavasi Kedaton IV sisi barat," kata Tenaga Ahli Ekskavasi Dinas Kebudayaan DIY Danang Indra Prayudha ketika dikonfirmasi di Bantul, Selasa.

Menurut dia, saluran air kuno yang ditemukan dalam proses ekskavasi Kedaton IV mendekat hari terakhir tersebut mempunyai panjang setidaknya 62 - 66 sentimeter dengan diameter 35 sentimeter per riul.

Baca juga: Situs peninggalan Mataram Kuno ditemukan

Dia menjelaskan saluran air itu awalnya ditemukan satu potong paling barat pada Rabu (8/3) sore menjelang jam ekskavasi berakhir. Saat ditemukan belum terlihat sepenuhnya gerabah berbentuk silinder, hanya ampak permukaannya saja.

Kemudian pada Kamis (9/3), tim mencoba buka penuh temuan gerabah tersebut karena menduga ada terusannya ke arah timur dan terbukalah temuan dua potong paling barat yang berbentuk silinder.

"Setelah mengetahui ternyata itu gerabah berbentuk silinder, kami coba cari terusannya ke arah timur lagi. Pada Jumat (10/3) seharian dan Senin (13/3) setengah hari kami temukan saluran air seperti yang dapat kita lihat saat ini," katanya.

Namun demikian, kata dia, saluran air kuno yang ditemukan tersebut masih akan diidentifikasi lebih lanjut, terutama terkait fungsi apakah untuk saluran pembuangan air atau saluran air bersih.

Dari hipotesis awal, tim menduga saluran air kuno ini satu konteks dengan benteng sisi barat keraton. Hipotesis berikutnya benteng mempunyai saluran dari dalam ke luar yang berhenti di mulut benteng sisi dalam, di dalam benteng saluran itu digantikan dengan bata putih ditumpuk bata merah hingga keluar benteng ada mulut saluran.

"Ini temuan yang baru pertama dan unik karena ada saluran air. Kami menduga ini satu periode namun masih perlu dibuktikan. Tetapi sementara ini adalah bagian dari benteng karena kemiringannya sama dan bagian menyatu antara benteng dengan saluran airnya," kata Danang.

Dia mengatakan jika ternyata saluran air ini benar bagian dari benteng, maka menunjukkan benteng punya saluran air, dan pihaknya akan melakukan coba uji sampel tanah yang di dalam saluran, isinya apakah itu kotoran atau air bersih.

Baca juga: Situs-situs geologi dipantau UNESCO

Pewarta : Hery Sidik
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024