Yogyakarta (ANTARA) - Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Adhitya Latif Prahesta membuat situs web untuk membantu penyiaran informasi mengenai stunting serta upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Yogyakarta, Jumat, Adhitya mengatakan bahwa situs web grebek.org dikembangkan untuk memudahkan anak-anak muda mengakses informasi mengenai stunting.
"Saya menyadari bahwa anak muda lebih gampang menyerap informasi dari media yang ia sukai, salah satunya adalah media online. Harapan saya dengan adanya website ini dapat memberikan sedikit wawasan bagi anak muda tentang pencegahan stunting," kata Adhitya.
Mahasiswa Program Studi Akuntansi Sektor Publik Sekolah Vokasi UGM itu menyediakan situs web yang menampilkan berbagai informasi mengenai stunting beserta penyebab, bahaya, dan cara pencegahannya hingga informasi mengenai kesehatan reproduksi.
"Harapan saya dengan adanya website ini dapat mendukung pencegahan stunting di Indonesia," kata dia.
Menurut data Dinas Kesehatan, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pada 2019 masih 21,04 persen sudah turun menjadi 17,3 persen pada 2021, dan turun lagi menjadi 16,4 persen pada 2022.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DIY Endang Pamungkasiwi mengatakan bahwa Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) sudah dibentuk di seluruh desa guna mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Pemerintah menjalankan berbagai upaya untuk mencegah dan mengatasi stunting, termasuk di antaranya program pemberian nutrisi tambahan bagi ibu hamil dan anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Yogyakarta, Jumat, Adhitya mengatakan bahwa situs web grebek.org dikembangkan untuk memudahkan anak-anak muda mengakses informasi mengenai stunting.
"Saya menyadari bahwa anak muda lebih gampang menyerap informasi dari media yang ia sukai, salah satunya adalah media online. Harapan saya dengan adanya website ini dapat memberikan sedikit wawasan bagi anak muda tentang pencegahan stunting," kata Adhitya.
Mahasiswa Program Studi Akuntansi Sektor Publik Sekolah Vokasi UGM itu menyediakan situs web yang menampilkan berbagai informasi mengenai stunting beserta penyebab, bahaya, dan cara pencegahannya hingga informasi mengenai kesehatan reproduksi.
"Harapan saya dengan adanya website ini dapat mendukung pencegahan stunting di Indonesia," kata dia.
Menurut data Dinas Kesehatan, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pada 2019 masih 21,04 persen sudah turun menjadi 17,3 persen pada 2021, dan turun lagi menjadi 16,4 persen pada 2022.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DIY Endang Pamungkasiwi mengatakan bahwa Tim Percepatan Pengurangan Stunting (TPPS) sudah dibentuk di seluruh desa guna mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Pemerintah menjalankan berbagai upaya untuk mencegah dan mengatasi stunting, termasuk di antaranya program pemberian nutrisi tambahan bagi ibu hamil dan anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.