Jakarta (ANTARA) - Runner-up Wimbledon Ons Jabeur menggambarkan kekalahan ketiganya di final Grand Slam sebagai yang "paling menyakitkan" dalam kariernya.

Petenis peringkat enam dunia Jabeur dikalahkan 6-4, 6-4 oleh petenis Ceko yang tidak diunggulkan Marketa Vondrousova, Sabtu (15/7), satu tahun setelah ia kalah di final Wimbledon dari Elena Rybakina.

Rasa sakit mengikuti setelahnya ketika di US Open dia kembali menjadi runner-up, kali ini usai kalah dari Iga Swiatek.

Petenis berusia 28 tahun itu perempuan kedelapan yang kalah dalam tiga final Grand Slam pertamanya.

Namun, dia merasa terhibur karena mengetahui bahwa sejumlah legenda tenis, di antaranya Chris Evert, Kim Clijsters dan Simona Halep juga mengalami nasib yang sama sebelum merebut gelar Grand Slam.

"Akan sulit untuk berbicara. Saya akan terlihat jelek di foto jadi itu tidak akan membantu," kata Jabeur usai gagal menjadi petenis putri asal Arab atau Afrika pertama yang memenangi gelar tunggal Grand Slam, seperti disiarkan AFP, Sabtu.

"Saya pikir ini adalah kekalahan yang paling menyakitkan dalam karier saya."

"Saya berjanji akan kembali suatu hari nanti dan memenangi turnamen ini."



 

Pewarta : Arindra Meodia
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024