Jakarta (ANTARA) - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Sayembara Sastra sebagai upaya menjembatani antara seni hiburan dan seni kreatif dalam bentuk lomba penulisan novel dan manuskrip puisi.
Sayembara yang pertama kali dilaksanakan sejak hampir setengah abad lalu itu menjadi wadah penciptaan karya-karya bermutu sastra Indonesia.
“Rasanya sayembara ini jadi bahan menengok alasan pembentukan DKJ pada 1968 dulu, yaitu menjembatani jarak antara seni-hiburan dan seni-kreatif,” kata Ketua Komite Sastra DKJ, Hasan Aspahani, pada Malam Anugerah Sayembara Sastra 2023 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu malam.
Dalam sejarahnya sejak 1974, sayembara DKJ sempat berganti konsep dari naskah ke penghargaan buku, baru sejak 1997 hingga 2023 sayembara novel terselenggara rutin tiap dua tahun.
Tidak hanya amat dinanti masyarakat Tanah Air, program unggulan Komite Sastra DKJ ini kembali menjadi perhelatan akbar yang dinanti publik sastra dunia.
Sayembara Novel menerima sebanyak 366 naskah dari seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri (Jerman, Kamboja, Amerika, dan Turki). Gelaran tahun ini menjadi gelaran dengan penerimaan naskah novel terbanyak dari tiga penyelenggaraan sebelumnya.
Sementara Sayembara Manuskrip Puisi, panitia menerima total 431 naskah yang masuk dari seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri (Amerika, Jerman, Italia, dan Rusia).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sayembara Sastra 2023 upaya DKJ jembatani seni hiburan dan kreatif