Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan vaksinasi Hepatitis B kepada tenaga kesehatan di wilayah itu untuk mencegah penyakit Hepatitis B di masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Rabu, mengatakan tahap awal, vaksinasi Hepatitis B diberikan kepada 400 tenaga kesehatan.
"Pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B tahap pertama di RSUD Wonosari," katanya.
Ia mengatakan pemberian vaksinasi Hepatitis B di masyarakat bukan hal yang baru. Program ini wajib bagi bayi maupun balita. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit Hepatitis B di masyarakat.
Meski demikian, pemberian vaksin tidak hanya menyasar kalangan anak, tetapi juga bagi kelompok tenaga kesehatan di Gunungkidul.
“Sekarang sudah dimulai di RSUD Wonosari. Di tahap awal kami sediakan 400 dosis dan mudah-mudahan bisa menyasar ke ratusan tenaga kesehatan di Gunungkidul,” katanya.
Dia menjelaskan pemberian vaksin Hepatitis B kepada nakes merupakan program dari pemerintah pusat. Salah satu dasar pemberian karena tenaga kesehatan merupakan kelompok rentan yang berpotensi tertular karena sering bersinggungan dengan penderita.
“Untuk itu diberikan vaksin ini. Tahap awal, khusus bagi tenaga kesehatan yang sering menangani pasien Hepatitis B,” katanya.
Dewi memastikan pemberian vaksin tidak akan menyasar ke masyarakat umum.
Dia mengatakan penularan Hepatitis B tidak seperti corona sehingga vaksin hanya diberikan kepada kelompok rentan.
“Tenaga kesehatan masuk rentan tertular karena sering menangani pasien. Misal berpotensi tertusuk jarum sehabis digunakan ke pasien hepatitis, jadi mendapatkan prioritas dalam vaksinasi agar tidak tertular,” katanya.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan pelaksanaan vaksinasi terhitung mendadak, namun secara prinsip siap mendukung program ini. Vaksinasi pertama sudah dilaksanakan dan di RSUD ada sekitar 320 tenaga kesehatan yang berhak mendapatkan vaksinasi Hepatitis B.
Sebelum divaksin, didahului skrining untuk mengetahui layak tidaknya nakes mendapatkan suntikan imunisasi ini.
"Sehingga tidak semua nakes dapat vaksinasi di tahap awal karena diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang bersinggungan dengan pasien," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Rabu, mengatakan tahap awal, vaksinasi Hepatitis B diberikan kepada 400 tenaga kesehatan.
"Pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B tahap pertama di RSUD Wonosari," katanya.
Ia mengatakan pemberian vaksinasi Hepatitis B di masyarakat bukan hal yang baru. Program ini wajib bagi bayi maupun balita. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit Hepatitis B di masyarakat.
Meski demikian, pemberian vaksin tidak hanya menyasar kalangan anak, tetapi juga bagi kelompok tenaga kesehatan di Gunungkidul.
“Sekarang sudah dimulai di RSUD Wonosari. Di tahap awal kami sediakan 400 dosis dan mudah-mudahan bisa menyasar ke ratusan tenaga kesehatan di Gunungkidul,” katanya.
Dia menjelaskan pemberian vaksin Hepatitis B kepada nakes merupakan program dari pemerintah pusat. Salah satu dasar pemberian karena tenaga kesehatan merupakan kelompok rentan yang berpotensi tertular karena sering bersinggungan dengan penderita.
“Untuk itu diberikan vaksin ini. Tahap awal, khusus bagi tenaga kesehatan yang sering menangani pasien Hepatitis B,” katanya.
Dewi memastikan pemberian vaksin tidak akan menyasar ke masyarakat umum.
Dia mengatakan penularan Hepatitis B tidak seperti corona sehingga vaksin hanya diberikan kepada kelompok rentan.
“Tenaga kesehatan masuk rentan tertular karena sering menangani pasien. Misal berpotensi tertusuk jarum sehabis digunakan ke pasien hepatitis, jadi mendapatkan prioritas dalam vaksinasi agar tidak tertular,” katanya.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan pelaksanaan vaksinasi terhitung mendadak, namun secara prinsip siap mendukung program ini. Vaksinasi pertama sudah dilaksanakan dan di RSUD ada sekitar 320 tenaga kesehatan yang berhak mendapatkan vaksinasi Hepatitis B.
Sebelum divaksin, didahului skrining untuk mengetahui layak tidaknya nakes mendapatkan suntikan imunisasi ini.
"Sehingga tidak semua nakes dapat vaksinasi di tahap awal karena diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang bersinggungan dengan pasien," katanya.