Yogyakarta (ANTARA) - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berkolaborasi dengan Danone Indonesia dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan lingkungan dan kesehatan yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pengelolaan sampah, akses air bersih, dan mitigasi stunting sebagai wujud ikhtiar bersama.

Kegiatan ini ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama Rumah Produksi Pengelolaan Sampah Mardiko di TPA Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), oleh Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo dan Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin, Kamis.

Hadir pula menyaksikan Ketua Mardiko Maryono, Wakil Ketua LazisMu PP Muhammadiyah Muarawati Nur Malinda, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kusno Wibowo.

Komunitas Pemulung Mardiko (Makaryo Adi Ngayogyokarto) sehari-hari beraktifitas di TPA Piyungan, dengan penutupan TPA saat ini mengakibatkan hilangnya sumber pekerjaan utama mereka dari hasil pengelolaan sampah dan kondisi tersebut akan menyebabkan masalah sosial ekonomi, sehingga perlu adanya upaya transisi yang berkelanjutan bagi Komunitas Mardiko.

Menyikapi hal tersebut MPM Muhammadiyah menggandeng Danone Indonesia, LazisMu, dan semua pihak yang berkepentingan untuk berkolaborasi dengan meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui beberapa aktifitas.

Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan bahwa kemitraan yang dibangun ini bisa memberikan dampak positif lebih luas ke masyarakat.

"Melihat dan memahami tantangan yang dihadapi Komunitas Mardiko ini di TPA Piyungan ini, kami bermitra dengan MPM PP Muhammadiyah untuk berupaya menjadi bagian dari solusi, khususnya pada pengelolaan persampahan di Yogyakarta," kata Karyanto.

"Danone Indonesia melalui PT Sarihusada Generasi Mahardhika atau SGM, baik pabrik yang ada di Yogyakarta maupun di Prambanan memberikan dukungan dengan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Di Yogyakarta, Danone Indonesia telah mendorong pemberdayaan bank sampah, pengumpulan botol kemasan dan pengelolaan persampahan. Salah satunya yang dikembangkan ada di Tambi dan Panggungharjo.

"Kapasitasnya bisa mencapai 200 ton sampah botol kemasan per bulan yang kemudian dikirim ke industri daur ulang untuk diolah kembali menjadi botol kemasan," tutur Karyanto.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DIY Kusno Wibowo mengatakan bahwa sampah adalah komponen kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari.

"Sampah merupakan proses alam yang berbentuk padat atau sisa kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, sampah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari," ujarnya.

Menurut dia, perlu adanya upaya efektivitas untuk mengatasi permasalahan ini, dan semua pihak harusnya bisa mendorong ini. "Dekomposisi sampah perlu diperkuat dengan kembali mengumpulkan, mengangkut, dan membuang dan tetap menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)," tuturnya.

Sebelum prosesi pemasangan tiang pancang pertama, Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin menegaskan bahwa rumah produksi yang akan dibangun di dalam TPA Piyungan, selain menjadi TPS3R juga akan menjadi sentra aktifitas Komunitas Mardiko.

MPM PP Muhammadiyah dan Danone Indonesia akan memberikan pendampingan pada anggota komunitas berupa pemberdayaan ekonomi khususnya untuk keluarga, pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, mitigasi stunting, dan pentingnya akses air bersih. Semua hal tersebut menjadi ikhtiar bersama untuk peningkatan kesejahteraan bersama.

"Saya berharap rumah produksi ini nanti akan menjadi sarana dan prasarana yang bisa menjadi percontohan bagi TPA ataupun TPST yang lain, karena telah menerapkan standar lingkungan kerja yang memadai," tutur Yamin.
 

Pewarta : SP
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024