Jakarta (ANTARA) - Badan Perfilman Indonesia (BPI) meminta produser di industri perfilman Indonesia untuk lebih pandai dalam menyaring berbagai kritik dan saran yang diberikan publik terhadap tiap karya yang diproduksi.
“Bagaimanapun kalau sudah dilempar ke publik, ranahnya sudah bebas, orang ini bisa apapun. Kalau berkomentar tinggal kita yang menyaring (berbagai kritik dan saran),” kata Ketua Bidang Bisnis dan Pembiayaan BPI Celerina Judisari saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Minggu.
Belajar dari polemik film “Kiblat” yang mendapat teguran dari Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (LSBPI MUI), Celerina menuturkan seorang produser film perlu sensitif melihat tren industri dan keinginan masyarakat. Menurut dia, produser dapat menerima kritik dengan mengganti judul film tersebut agar tidak timbul penolakan publik sebelum pemutaran film secara resmi digelar.
Polemik film "Kiblat" dapat pula dijadikan sebagai pelajaran untuk mempersiapkan film dengan komponen yang lebih matang pada masa depan seperti memikirkan genre film horor yang digarap akan berfokus pada aksi atau komedi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPI: Produser harus pintar menyaring kritik dan saran publik