Jakarta (ANTARA) - Jenama tas premium Indonesia ENDE berkolaborasi dengan Kain Menggah Agung untuk koleksi Es Tjampoer yang ditampilkan dalam Indonesia Fashion Week 2024.
"Kolaborasi kali ini, ENDE menggandeng Menggah Agung dengan koleksi Es Tjampoer. Kami memiliki kesamaan visi untuk membawa kekayaan budaya Indonesia ke tengah panggung fesyen Indonesia," kata Co-Founder ENDE, Novita Dewi dalam siaran resmi, Rabu.
Novita Dewi menjelaskan, kolaborasi itu terinspirasi dari keberagaman budaya di Indonesia dan merefleksikan keindahan corak dari nuansa Jawa, Bali dan China.
"Semoga masyarakat khususnya penikmat fesyen Indonesia dapat mengapresiasi persembahan kami ini,” ujar Novita Dewi.
Sebagai brand tas premium yang identik dengan padu padan kain dan premium leather, ENDE juga tetap menerapkan prinsip sustainability dengan memanfaatkan sisa material produksi tas untuk dijadikan asesoris guna menambah keunikan tampilan tas.
"Yang berbeda dari penampilan koleksi kami di panggung IFW ini adalah gantungan tas yang kami produksi dengan metode leather manipulation, yaitu memanfaatkan sisa material kulit premium menjadi sebuah produk baru," kata Co-Founder ENDE Bianca Victoria.
"Asesoris ini menjadikan tas koleksi ini memiliki tampilan berbeda dan limited karena asesoris ini tidak diproduksi dengan massal,” ucap Bianca Victoria.
ENDE berkolaborasi bersama Menggah Agung tampilkan Koleksi Es Tjampoer (ANTARA/HO-Ende)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ENDE dan Menggah Agung berkolaborasi dalam koleksi tas Es Tjampoer
"Kolaborasi kali ini, ENDE menggandeng Menggah Agung dengan koleksi Es Tjampoer. Kami memiliki kesamaan visi untuk membawa kekayaan budaya Indonesia ke tengah panggung fesyen Indonesia," kata Co-Founder ENDE, Novita Dewi dalam siaran resmi, Rabu.
Novita Dewi menjelaskan, kolaborasi itu terinspirasi dari keberagaman budaya di Indonesia dan merefleksikan keindahan corak dari nuansa Jawa, Bali dan China.
"Semoga masyarakat khususnya penikmat fesyen Indonesia dapat mengapresiasi persembahan kami ini,” ujar Novita Dewi.
Sebagai brand tas premium yang identik dengan padu padan kain dan premium leather, ENDE juga tetap menerapkan prinsip sustainability dengan memanfaatkan sisa material produksi tas untuk dijadikan asesoris guna menambah keunikan tampilan tas.
"Yang berbeda dari penampilan koleksi kami di panggung IFW ini adalah gantungan tas yang kami produksi dengan metode leather manipulation, yaitu memanfaatkan sisa material kulit premium menjadi sebuah produk baru," kata Co-Founder ENDE Bianca Victoria.
"Asesoris ini menjadikan tas koleksi ini memiliki tampilan berbeda dan limited karena asesoris ini tidak diproduksi dengan massal,” ucap Bianca Victoria.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ENDE dan Menggah Agung berkolaborasi dalam koleksi tas Es Tjampoer