Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa Anugerah Merdeka Belajar wujud apresiasi kepada pemerintah daerah yang terus konsisten mengupayakan perwujudan sekolah bermutu melalui transformasi pendidikan.
“Kami punya cita-cita sekolah itu guru-gurunya gemar belajar. Jadi bukan cuma muridnya yang gemar belajar, tetapi guru-gurunya juga selalu gemar belajar, berbagi dan berkolaborasi, dan juga kami punya cita-cita kepala sekolah di seluruh Indonesia mengedepankan perkembangan satuan pendidikan yang berkelanjutan,” ujarnya saat menghadiri puncak Anugerah Merdeka Belajar di JCC Senayan di Jakarta, Jumat (5/7) malam.
Ia menjelaskan sekolah yang dicita-citakan memiliki sejumlah karakteristik, di antaranya pembelajaran yang berpusat pada murid, iklim sekolah yang inklusif, aman, dan merayakan kebinekaan, guru-guru yang gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi serta kepala sekolah senantiasa melakukan peningkatan kualitas layanan satuan pendidikan secara berkelanjutan.
“Semua karakteristik itu mungkin terdengar sangat ideal dan sulit untuk direalisasikan. Namun, pada kenyataannya, sekarang pemangku kepentingan pendidikan sudah mulai melihat perwujudan sekolah yang dicita-citakan di berbagai daerah di seluruh Indonesia,” katanya.
Ia mengemukakan transformasi pendidikan di Indonesia tidak mungkin dapat diraih tanpa kolaborasi seluruh pihak.
“Perubahan baik ini bukanlah capaian saya atau capaian Kemendikbudristek, melainkan keberhasilan kita semua. Keberhasilan para kepala daerah dalam menggerakkan transformasi di daerah masing-masing. Keberhasilan ibu dan bapak guru yang terus berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid,” ucapnya.
Ia juga mengutarakan kepemilikan bersama menjadi kunci sukses Gerakan Merdeka Belajar.
“Dari dulu kami selalu mengutarakan, kalau Merdeka Belajar ini hanya menjadi kebijakan pemerintah tidak mungkin sukses, harus menjadi gerakan masyarakat secara masif,” katanya.
Menurutnya, transformasi pendidikan di Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar bukanlah hal yang mudah sehingga acara Anugerah Merdeka Belajar 2024 menjadi bentuk apresiasi Kemendikbudristek kepada seluruh pemda yang mengupayakan perwujudan sekolah yang menjadi cita-cita bersama melalui transformasi sistem pendidikan.
“Seperti apa, sekolah yang kita cita-citakan? Sekolah yang pembelajarannya berpusat kepada murid, bukan berpusat kepada birokrasi atau administrasi. Kita ingin punya cita-cita sekolah yang punya iklim yang inklusif, yang aman, dan merayakan kebinekaan,” katanya.
Foto bersama 51 pemda meraih penghargaan pada puncak acara Anugerah Merdeka Belajar yang diselenggarakan di JCC Senayan di Jakarta, Jumat (5/7/2024) malam. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan Anugerah Merdeka Belajar bertujuan memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah mencapai peningkatan standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan serta mendorong peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar di daerah.
Apresiasi tersebut juga untuk meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam pemenuhan SPM pendidikan dan mendorong pemerintah daerah untuk saling menginspirasi serta berbagi praktik baik dalam penyelenggaraan pendidikan dengan mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar.
“Dari sekolah di Pegunungan Jayawijaya sampai ke sekolah-sekolah di Gunung Bromo, dari ruang-ruang kelas di ujung Pulau Sabang sampai ruang-ruang kelas di Pulau Rote, dari halaman bermain sekolah di pedalaman Kalimantan sampai ke halaman bermain sekolah di Ibu Kota Jakarta, gerakan Merdeka Belajar telah mengisi setiap gerak dan langkah setiap aktor dalam ekosistem pendidikan kita untuk menghadirkan pendidikan yang lebih menyenangkan, inklusif, dan berpihak pada murid,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anugerah Merdeka Belajar apresiasi pemda yang wujudkan sekolah bermutu
“Kami punya cita-cita sekolah itu guru-gurunya gemar belajar. Jadi bukan cuma muridnya yang gemar belajar, tetapi guru-gurunya juga selalu gemar belajar, berbagi dan berkolaborasi, dan juga kami punya cita-cita kepala sekolah di seluruh Indonesia mengedepankan perkembangan satuan pendidikan yang berkelanjutan,” ujarnya saat menghadiri puncak Anugerah Merdeka Belajar di JCC Senayan di Jakarta, Jumat (5/7) malam.
Ia menjelaskan sekolah yang dicita-citakan memiliki sejumlah karakteristik, di antaranya pembelajaran yang berpusat pada murid, iklim sekolah yang inklusif, aman, dan merayakan kebinekaan, guru-guru yang gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi serta kepala sekolah senantiasa melakukan peningkatan kualitas layanan satuan pendidikan secara berkelanjutan.
“Semua karakteristik itu mungkin terdengar sangat ideal dan sulit untuk direalisasikan. Namun, pada kenyataannya, sekarang pemangku kepentingan pendidikan sudah mulai melihat perwujudan sekolah yang dicita-citakan di berbagai daerah di seluruh Indonesia,” katanya.
Ia mengemukakan transformasi pendidikan di Indonesia tidak mungkin dapat diraih tanpa kolaborasi seluruh pihak.
“Perubahan baik ini bukanlah capaian saya atau capaian Kemendikbudristek, melainkan keberhasilan kita semua. Keberhasilan para kepala daerah dalam menggerakkan transformasi di daerah masing-masing. Keberhasilan ibu dan bapak guru yang terus berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid,” ucapnya.
Ia juga mengutarakan kepemilikan bersama menjadi kunci sukses Gerakan Merdeka Belajar.
“Dari dulu kami selalu mengutarakan, kalau Merdeka Belajar ini hanya menjadi kebijakan pemerintah tidak mungkin sukses, harus menjadi gerakan masyarakat secara masif,” katanya.
Menurutnya, transformasi pendidikan di Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar bukanlah hal yang mudah sehingga acara Anugerah Merdeka Belajar 2024 menjadi bentuk apresiasi Kemendikbudristek kepada seluruh pemda yang mengupayakan perwujudan sekolah yang menjadi cita-cita bersama melalui transformasi sistem pendidikan.
“Seperti apa, sekolah yang kita cita-citakan? Sekolah yang pembelajarannya berpusat kepada murid, bukan berpusat kepada birokrasi atau administrasi. Kita ingin punya cita-cita sekolah yang punya iklim yang inklusif, yang aman, dan merayakan kebinekaan,” katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan Anugerah Merdeka Belajar bertujuan memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang telah mencapai peningkatan standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan serta mendorong peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas melalui implementasi kebijakan Merdeka Belajar di daerah.
Apresiasi tersebut juga untuk meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam pemenuhan SPM pendidikan dan mendorong pemerintah daerah untuk saling menginspirasi serta berbagi praktik baik dalam penyelenggaraan pendidikan dengan mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar.
“Dari sekolah di Pegunungan Jayawijaya sampai ke sekolah-sekolah di Gunung Bromo, dari ruang-ruang kelas di ujung Pulau Sabang sampai ruang-ruang kelas di Pulau Rote, dari halaman bermain sekolah di pedalaman Kalimantan sampai ke halaman bermain sekolah di Ibu Kota Jakarta, gerakan Merdeka Belajar telah mengisi setiap gerak dan langkah setiap aktor dalam ekosistem pendidikan kita untuk menghadirkan pendidikan yang lebih menyenangkan, inklusif, dan berpihak pada murid,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Anugerah Merdeka Belajar apresiasi pemda yang wujudkan sekolah bermutu