Yogyakarta (ANTARA) - Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan permainan edukatif bernama "Dalang Board" yang berfungsi sebagai media pembelajaran pengelolaan sampah.
Ketua pengembang "Dalang Board" Alda Zahra Zhafira dalam keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan ide membuat permainan edukatif ini berawal dari kegelisahan mereka terhadap persoalan sampah plastik yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah DIY.
"Kami memandang edukasi sederhana terkait sampah plastik yang sulit terurai secara sederhana perlu dilakukan baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak," ujar mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini.
Ia mengembangkan permainan itu bersama mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi angkatan 2022 UGM lainnya, yakni Maudy Nashira Fuadi, dan Ayu Lintang Ramadhiani.
Mereka kemudian berkolaborasi dengan Nada Avia Edwina (Teknologi Veteriner UGM 2022) dan Faturrahman Al Ramadhani (Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM 2022).
Alda mengatakan edukasi terhadap anak-anak perlu dilakukan dengan pendekatan yang bersifat natural, salah satunya melalui permainan anak.
Dia berharap, penyampaian edukasi melalui permainan anak yang berisikan informasi mendalam serta pengetahuan terkait dengan sampah mampu membuat anak-anak memahami sifat, bahaya, serta pemanfaatan sampah.
Ia menyebut permainan edukatif itu dikemas dengan memanfaatkan sampah plastik yang didaur ulang kembali untuk meningkatkan nilai investasi dan edukasi terhadap pengolahan sampah plastik.
"Diharapkan dengan hadirnya 'Dalang Board' dapat menjadi wadah inovasi dalam meningkatkan edukasi anak terhadap kepedulian lingkungan dan sampah," ujar dia.
"Dalang Board" dikembangkan dalam bentuk permainan monopoli yang memuat pengetahuan umum tentang sampah, salah satunya jenis-jenis sampah.
Dia mengatakan papan permainan edukatif itu juga dibuat menggunakan limbah High Density Polyethylene (HDPE) yang didaur ulang sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan, sedangkan "board game" pada umumnya dibuat menggunakan bahan baru berbasis plastik, seperti plastik polistirena.
Dia menjelaskan "Dalang Board" meliputi beberapa komponen, yakni papan permainan, pion pemain, serta kartu permainan yang memuat pertanyaan edukatif seputar lingkungan.
Komponen pelengkap "Dalang Board" dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan, yaitu kayu dan kertas bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council).
Dengan demikian, selain membantu penyampaian pesan tentang lingkungan, gim tersebut juga menjadi langkah konkret dalam mengatasi masalah global yang mendesak seperti limbah plastik.
"'Dalang Board; juga menggunakan fitur 'augmented reality' sebagai sarana edukasi. 'Board game' ini menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan sekaligus mendukung upaya penanggulangan masalah sampah," ucap Alda.
Ketua pengembang "Dalang Board" Alda Zahra Zhafira dalam keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan ide membuat permainan edukatif ini berawal dari kegelisahan mereka terhadap persoalan sampah plastik yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah DIY.
"Kami memandang edukasi sederhana terkait sampah plastik yang sulit terurai secara sederhana perlu dilakukan baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak," ujar mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini.
Ia mengembangkan permainan itu bersama mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi angkatan 2022 UGM lainnya, yakni Maudy Nashira Fuadi, dan Ayu Lintang Ramadhiani.
Mereka kemudian berkolaborasi dengan Nada Avia Edwina (Teknologi Veteriner UGM 2022) dan Faturrahman Al Ramadhani (Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM 2022).
Alda mengatakan edukasi terhadap anak-anak perlu dilakukan dengan pendekatan yang bersifat natural, salah satunya melalui permainan anak.
Dia berharap, penyampaian edukasi melalui permainan anak yang berisikan informasi mendalam serta pengetahuan terkait dengan sampah mampu membuat anak-anak memahami sifat, bahaya, serta pemanfaatan sampah.
Ia menyebut permainan edukatif itu dikemas dengan memanfaatkan sampah plastik yang didaur ulang kembali untuk meningkatkan nilai investasi dan edukasi terhadap pengolahan sampah plastik.
"Diharapkan dengan hadirnya 'Dalang Board' dapat menjadi wadah inovasi dalam meningkatkan edukasi anak terhadap kepedulian lingkungan dan sampah," ujar dia.
"Dalang Board" dikembangkan dalam bentuk permainan monopoli yang memuat pengetahuan umum tentang sampah, salah satunya jenis-jenis sampah.
Dia mengatakan papan permainan edukatif itu juga dibuat menggunakan limbah High Density Polyethylene (HDPE) yang didaur ulang sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan, sedangkan "board game" pada umumnya dibuat menggunakan bahan baru berbasis plastik, seperti plastik polistirena.
Dia menjelaskan "Dalang Board" meliputi beberapa komponen, yakni papan permainan, pion pemain, serta kartu permainan yang memuat pertanyaan edukatif seputar lingkungan.
Komponen pelengkap "Dalang Board" dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan, yaitu kayu dan kertas bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council).
Dengan demikian, selain membantu penyampaian pesan tentang lingkungan, gim tersebut juga menjadi langkah konkret dalam mengatasi masalah global yang mendesak seperti limbah plastik.
"'Dalang Board; juga menggunakan fitur 'augmented reality' sebagai sarana edukasi. 'Board game' ini menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan sekaligus mendukung upaya penanggulangan masalah sampah," ucap Alda.