Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan langkah antisipasi dampak penurunan suhu lingkungan yang menjadi lebih dingin saat ini terhadap budi daya ternak di wilayah itu.

"Secara umum adanya perubahan suhu menjadi lebih dingin dari kondisi normal akan memberikan dampak pada ternak, meskipun setiap jenis ternak akan berbeda-beda dalam merespon perubahan suhu tersebut," kata Plt Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Jumat.

Menurut dia, dampak tersebut dapat berupa gejala klinis sederhana sampai kemungkinan masuknya beberapa penyakit serius apabila tidak diantisipasi dengan baik.

"Untuk itu agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap budi daya ternak di Sleman, kami memberikan sosialisasi kepada peternak potensi dampak tersebut dan antisipasinya," katanya.

Ia mengatakan, dampak yang umum adalah nafsu minum ternak berkurang, yang berarti asupan air sedikit sehingga untuk proses fisiologis ternak dimungkinkan mengalami perubahan, nafsu makan kemungkinan juga berkurang, karena ternak (terutama unggas) akan lebih bergerombol untuk mencapai suhu yang sesuai.

"Dampaknya memungkinkan kondisi atau stamina ternak akan mengalami penurunan sehingga memungkinkan masuk/aktifnya beberapa penyakit terutama yang disebabkan oleh virus, misalnya Infectious Bronchitis pada unggas dan Bovine Ephemeral Fever (BEF) pada sapi. Dampak lainnya adalah penurunan produksi dan produktivitas terutama pada ternak unggas," katanya.

Suparmono mengatakan, terhadap fenomena alam tersebut, pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan serta Pusat Kesehatan Hewan yang ada melakukan sosialisasi untuk mengantisipasi munculnya dampak penurunan suhu lingkungan saat ini.

"Upaya yang bisa dilakukan untuk antisipasi terjadinya penurunan suhu secara ekstrim di lingkungan kandang ternak diantaranya pemberian vitamin dan elektrolit," katanya.

Ia mengatakan, pemberian beberapa vitamin, terutama Vitamin C dan E akan membantu menekan efek "heat stres" maupun "cold stress". Elektrolit akan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh terutama pada unggas.

"Beberapa sediaan vitamin dapat menjadi solusi yang menyediakan keduanya. Pada ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda serta ternak kecil seperti kambing dan domba. Pemberian vitamin B Komplek dan beberapa suplemen lewat injeksi memungkinkan sebagai antisipasi terjadinya dampak penurunan suhu di kandang ternak," katanya.

Selain itu, penyediaan thermometer ruangan, sangat penting pada peternakan unggas untuk secara cepat mengetahui adanya penurunan suhu pada lingkungan kandang, sehingga penurunan suhu dapat segera diatasi.

Kemudian penyediaan alat pemanas tambahan perlu disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan suhu terutama pada unggas serta pemasangan tirai pada kandang terutama dapat mengurangi penurunan suhu yang ekstrim dan menghambat tiupan angin yang berdampak juga terhadap penurunan suhu lingkungan kandang.

Yang tidak kalah pentingnya, kata dia, yakni perbaikan kualitas pakan ternak (unggas, ternak besar, dan ternak kecil) bila memungkinkan dilakukan untuk mendukung stamina ternak sehingga beberapa penyebab penyakit infeksius tidak mudah muncul.

"Kebersihan lingkungan kandang harus terus dijaga, adanya timbunan limbah/kotoran ternak yang tidak diolah di lingkungan kandang sangat memungkinkan terjadinya infeksi sekunder sebagai dampak penurunan suhu lingkungan kandang," katanya.

Ia mengatakan, pengamatan secara cermat pada ternak sangat berpengaruh untuk deteksi dini munculnya perubahan kondisi atau status kesehatan ternak.

"Antsipasi lainnya yakni selalu koordinasi dan kerja sama dengan Pusat Kesehatan Hewan untuk tindakan prefentif bila gejala awal penyakit/kelainan pada ternak mulai muncul," katanya.

 

Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024