Jakarta (ANTARA) -
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek mengatakan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar terbukti mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia.
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta, Rabu, Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyampaikan pernyataan tersebut dalam paparannya pada Forum on Education and Learning Transformation (FELT) Indonesia bekerja sama dengan Article 33 Indonesia.
 
“Ketimpangan pendidikan bisa kita perangi sehingga berkurang. Kita bisa melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas sekaligus mengurangi kesenjangan, seperti yang dilakukan Kemendikbudristek, ” ujarnya.
 
Anindito pun memaparkan sejumlah kebijakan utama yang telah diterapkan Kemendikbudristek guna meningkatkan pemerataan pendidikan.
 
“Kami melakukan distribusi sumber daya yang jauh lebih afirmatif melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta kontekstualisasi kurikulum melalui Kurikulum Merdeka,” imbuhnya.
 
Selain itu, ia menyebutkan Kemendikbudristek juga telah memberikan akses pengembangan guru yang lebih demokratis melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), menetapkan target kompetensi literasi dan numerasi yang diukur melalui Asesmen Nasional dan Rapor Pendidikan, serta desegregasi melalui zonasi.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka kurangi kesenjangan pendidikan

Pewarta : Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024