Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta terus mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), kata Rektor UAD Prof Dr Muchlas MT.
"Berbagai upaya telah dilakukan selama tahun 2024, di antaranya pendampingan intensif terhadap prodi-prodi, penerbitan Buku Panduan Teknis Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum, serta penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis OBE," kata Muchlas dalam Milad Ke-64 UAD, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pengukuran capaian pembelajaran lulusan prodi hingga implementasi melalui portal akademik juga telah dijalankan dengan baik. Prodi yang mengimplementasikan kurikulum berbasis OBE pada 2023 sebanyak 26 prodi, sedangkan pada 2024 menjadi 39 prodi.
Pada bulan Oktober 2024, kata dia, enam prodi UAD menjalani proses visitasi akreditasi internasional oleh lembaga AQAS dan saat ini sedang menunggu hasilnya.
Perolehan akreditasi internasional ini akan berdampak pada pencapaian target strategis UAD, yaitu 10 persen dari seluruh prodi (6 dari 60 prodi) terakreditasi internasional, yaitu S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Bimbingan Konseling, S2 Pendidikan Agama Islam, S1 Pendidikan Fisika, S1 Pendidikan Matematika, dan S1 Pendidikan Biologi.
Muchlas mengemukakan UAD membuka dua prodi baru pada 2024 ini, yakni Program Doktor (S3) Informatika dan Program Doktor (S3) Studi Islam.
"Pembukaan S3 Informatika ini merupakan langkah strategis UAD dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di bidang informatika dan komputer," katanya.
Program ini, kata dia, diharapkan dapat melahirkan para ahli yang mampu menjawab tantangan di era digital dan berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang mobile technology dan digital forensics.
Ia melanjutkan Program Doktor (S3) Studi Islam diharapkan dapat menjadikan UAD sebagai institusi terkemuka dalam memperkuat khazanah ilmu-ilmu keislaman sekaligus melahirkan ilmuwan dan pemimpin masa depan yang berorientasi kepada kepentingan Muhammadiyah, umat, dan bangsa.
Program Doktor Studi Islam, menurut dia, menawarkan berbagai konsentrasi, seperti Muhammadiyah Studies (AIK); Text, Literature and Islamic Social Life; Contemporary Islamic Education and Sufism; Leadership and Political Islam; New Social Movements in Islam; Islamic Digital and Media; dan Islamic Law and Economy.