Washington (ANTARA) - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (26/7) mengatakan ada lebih dari 560 pengungsi yang tewas di Jalur Gaza saat mengungsi di tempat-tempat pengungsian milik PBB.
"Kantor pusat kami di Gaza dihancurkan hingga tidak dapat dikenali. Lebih dari 560 pengungsi, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, terbunuh saat berlindung di bawah bendera PBB,” Antonia Marie De Meo, wakil komisaris jenderal UNRWA mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.
"Banyak dari sekolah kami dihancurkan dan tidak lagi dapat digunakan sebagai sekolah. Dalam dua pekan terakhir saja, delapan sekolah UNRWA, yang semuanya menjadi tempat penampungan pengungsi, telah diserang.
De Meo mengatakan, perempuan, anak-anak, jurnalis dan pekerja kemanusiaan semuanya terus membayar "harga yang sangat mahal".
“Tidak terkecuali UNRWA. 199 rekan kami kini telah terbunuh, sebagian besar bersama keluarga mereka,” katanya, seraya menegaskan kembali bahwa “tidak ada tempat yang aman di Gaza.”
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UNRWA sebut ratusan pengungsi tewas saat berlindung di bawah PBB
"Kantor pusat kami di Gaza dihancurkan hingga tidak dapat dikenali. Lebih dari 560 pengungsi, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, terbunuh saat berlindung di bawah bendera PBB,” Antonia Marie De Meo, wakil komisaris jenderal UNRWA mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB.
"Banyak dari sekolah kami dihancurkan dan tidak lagi dapat digunakan sebagai sekolah. Dalam dua pekan terakhir saja, delapan sekolah UNRWA, yang semuanya menjadi tempat penampungan pengungsi, telah diserang.
De Meo mengatakan, perempuan, anak-anak, jurnalis dan pekerja kemanusiaan semuanya terus membayar "harga yang sangat mahal".
“Tidak terkecuali UNRWA. 199 rekan kami kini telah terbunuh, sebagian besar bersama keluarga mereka,” katanya, seraya menegaskan kembali bahwa “tidak ada tempat yang aman di Gaza.”
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UNRWA sebut ratusan pengungsi tewas saat berlindung di bawah PBB