Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyalurkan bantuan yang bersumber dari APBN untuk pembangunan irigasi pompa kepada Kelompok Tani (Klomtan) Tiwir, Padukuhan Tiwir Kalurahan Sumbersari Kapanewon (Kecamatan) Moyudan guna mengangkat air dari sumber air terdekat.
"Bantuan irigasi pompa diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp112,8 juta per paket yang langsung ditransfer ke rekening kelompok tani," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, bantuan dengan dana dari APBN di Kementerian Pertanian ini harus diwujudkan dalam bentuk berupa bangunan bak penampung air, bangunan panel listrik dan pompa air lengkap dengan pipa-pipanya.
"Sedangkan untuk pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani penerima," katanya.
Ia mengatakan selama ini petani baru menanam padi dua kali musim tanam dalam setahun. Satu musim tanam lagi lahan dibiarkan "bero" karena ketersediaan air yang kurang di musim kemarau apalagi adanya pematian saluran Selokan Vanderwijck.
"Sementara sebenarnya ada air dalam jumlah banyak tetapi karena kondisi topografi dan jarak yang jauh, petani tidak bisa memanfaatkannya yaitu air di Sungai Ngelo yang berada di sebelah barat lahan sawah.
Air di Sungai ini tetap mengalir meskipun Selokan Vanderwijk dan Selokan Mataram dimatikan. Untuk itu kami memberikan bantuan irigasi pompa untuk mengangkat air ke sawah," katanya.
Suparmono mengatakan saat ini pelaksanaan kegiatan irigasi pompa di Klomtan Tiwir, Sumbersari, Moyudan sudah mencapai 97 persen dan tinggal finalisasi pemasangan pipa air ke bak penampung.
"Diharapkan air dialirkan ke bak penampung dengan kapasitas 9.000 liter ini bisa mencukupi kebutuhan pertanaman padi hingga bisa dipanen pada waktunya," katanya.
Ia mengatakan selama menunggu penyelesaian kegiatan irigasi pompa dan memanfaatkan air selokan sebelum dimatikan, para petani melakukan pengolahan tanah dan ditargetkan hingga akhir minggu ini mampu menanam padi pada hamparan sawah seluas 25 hektare.
"Air dari irigasi pompa ini diharapkan mampu menyelamatkan pertanaman padi pada musim tanam yang ketiga ini," katanya.
Bantuan kegiatan Pembangunan irigasi pompa dari dana APBN di Kementerian Pertanian juga diserahterimakan kepada dua kelompok tani yang lain yaitu Kelompok Tani Sari Rahayu, Saren, Sumberrahayu, Moyudan dan Kelompok tani Catur Tani Manunggal, Jaten, Sendangrejo, Minggir.
"Sleman barat ditetapkan sebagai lumbung pangan Kabupaten Sleman. Tetapi terkendala dengan adanya permasalahan ketersediaan air klasik di wilayah Minggir dan Moyudan, karena debit air selokan yang semakin menurun, pematian aliran air Selokan Mataram setiap Oktober dan dalamnya cekungan air sehingga kesulitan dibuatkan sumur ladang maupun sumur dalam," katanya.
Diharapkan irigasi pompa menjadi solusi bagi petani dan sepanjang tahun air tercukupi.
"Kami juga akan mengupayakan kegiatan ini bisa dianggarkan dari APBD Sleman ke depannya," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Sleman salurkan bantuan irigasi pompa kepada kelompok tani
"Bantuan irigasi pompa diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp112,8 juta per paket yang langsung ditransfer ke rekening kelompok tani," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, bantuan dengan dana dari APBN di Kementerian Pertanian ini harus diwujudkan dalam bentuk berupa bangunan bak penampung air, bangunan panel listrik dan pompa air lengkap dengan pipa-pipanya.
"Sedangkan untuk pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani penerima," katanya.
Ia mengatakan selama ini petani baru menanam padi dua kali musim tanam dalam setahun. Satu musim tanam lagi lahan dibiarkan "bero" karena ketersediaan air yang kurang di musim kemarau apalagi adanya pematian saluran Selokan Vanderwijck.
"Sementara sebenarnya ada air dalam jumlah banyak tetapi karena kondisi topografi dan jarak yang jauh, petani tidak bisa memanfaatkannya yaitu air di Sungai Ngelo yang berada di sebelah barat lahan sawah.
Air di Sungai ini tetap mengalir meskipun Selokan Vanderwijk dan Selokan Mataram dimatikan. Untuk itu kami memberikan bantuan irigasi pompa untuk mengangkat air ke sawah," katanya.
Suparmono mengatakan saat ini pelaksanaan kegiatan irigasi pompa di Klomtan Tiwir, Sumbersari, Moyudan sudah mencapai 97 persen dan tinggal finalisasi pemasangan pipa air ke bak penampung.
"Diharapkan air dialirkan ke bak penampung dengan kapasitas 9.000 liter ini bisa mencukupi kebutuhan pertanaman padi hingga bisa dipanen pada waktunya," katanya.
Ia mengatakan selama menunggu penyelesaian kegiatan irigasi pompa dan memanfaatkan air selokan sebelum dimatikan, para petani melakukan pengolahan tanah dan ditargetkan hingga akhir minggu ini mampu menanam padi pada hamparan sawah seluas 25 hektare.
"Air dari irigasi pompa ini diharapkan mampu menyelamatkan pertanaman padi pada musim tanam yang ketiga ini," katanya.
Bantuan kegiatan Pembangunan irigasi pompa dari dana APBN di Kementerian Pertanian juga diserahterimakan kepada dua kelompok tani yang lain yaitu Kelompok Tani Sari Rahayu, Saren, Sumberrahayu, Moyudan dan Kelompok tani Catur Tani Manunggal, Jaten, Sendangrejo, Minggir.
"Sleman barat ditetapkan sebagai lumbung pangan Kabupaten Sleman. Tetapi terkendala dengan adanya permasalahan ketersediaan air klasik di wilayah Minggir dan Moyudan, karena debit air selokan yang semakin menurun, pematian aliran air Selokan Mataram setiap Oktober dan dalamnya cekungan air sehingga kesulitan dibuatkan sumur ladang maupun sumur dalam," katanya.
Diharapkan irigasi pompa menjadi solusi bagi petani dan sepanjang tahun air tercukupi.
"Kami juga akan mengupayakan kegiatan ini bisa dianggarkan dari APBD Sleman ke depannya," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Sleman salurkan bantuan irigasi pompa kepada kelompok tani