Bantul (ANTARA) - Hamparan sawah dengan padi yang mulai menguning menjadi tanda bagi petani untuk persiapan panen setelah menggarap lahannya sejak dua sampai tiga bulan sebelumnya.
Pemandangan tersebut menjadi ciri khas di sebagian besar wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah daerah di selatan Kota Yogyakarta, yang dihuni penduduk hampir sebanyak satu jiwa orang.
Memang tidak semua wilayah Bantul yang terdiri atas 17 kecamatan dengan 75 kelurahan mempunyai hamparan sawah luas. Namun mayoritas kecamatan, terutama yang berada di daerah tengah dan selatan seperti Pundong, Bambanglipuro, Kretek, Srandakan dan Sanden, menjadi daerah penghasil padi.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul menyebut total lahan pertanian produktif di Bumi Bantul Projotamansari per Maret 2025 seluas 13.991 hektare, dengan setiap tahun ditanami padi selama dua hingga tiga kali tanam.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestik regional bruto di Kabupaten Bantul.
Sektor pertanian Bantul dengan lahan sawah subur dan dipanen sepanjang tahun oleh para petani ini tentunya menjadikan daerah itu sebagai lumbung pangan penopang kebutuhan pangan utamanya bagi masyarakat di wilayah DIY.
Produksi padi pada 2024 mencapai sebanyak 225.512 ton gabah kering panen, sementara pada t 2025, Kabupaten Bantul menargetkan luas tanam padi mencapai 34.546 hektare dari lahan baku pertanian produktif.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bantul menaruh perhatian khusus pada sektor pertanian mengingat sektor ini juga menjadi salah satu dari sejumlah sektor penting lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Bantul.
Pembebasan pajak tanah pertanian
Beberapa upaya digenjot Pemkab Bantul agar sektor pertanian tetap digdaya di tengah gempuran tantangan di dunia pertanian, salah satunya dengan membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi lahan pertanian untuk mencegah alih fungsi lahan.
Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta mengatakan program pembebasan pajak bumi dan bangunan yang dikhususkan bagi lahan pertanian produktif tersebut untuk melindungi tanah pertanian agar tidak berubah fungsi menjadi bukan pertanian seperti pembangunan.
Tujuan pemerintah daerah untuk membebaskan pajak tanah pertanian pangan berkelanjutan ini agar memang lahan pertanian tetap terjaga dan dikelola dengan baik oleh petani untuk budidaya pertanian.
Program tersebut juga mendukung prioritas pertama dari 17 program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah Prabowo Subianto, yaitu mencapai swasembada pangan, energi, dan air.
Berkaitan itu pula, pemerintah daerah Bantul juga memberikan fasilitasi pembuatan pupuk organik dan benih tanaman pangan di tingkat gabungan kelompok tani maupun kelompok tani guna menjamin ketersediaan pupuk, benih langsung ke petani.
Serap gabah petani
Pemerintah Kabupaten Bantul telah menggandeng Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil DIY dalam menyerap gabah kering panen dengan harga yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar Rp6.500 per kilogram. Langkah ini untuk menjaga stok beras nasional.
Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta mengatakan, saat ini Kabupaten Bantul sedang memasuki masa panen raya padi pertama pada musim tanam 2025. Untuk menjaga stok beras nasional, Kabupaten Bantul menargetkan serapan gabah kering panen sebesar 600 ton.
Capaian serapan gabah kering panen sampai dengan 10 Maret 2025 sebesar 196 ton, sehingga diharapkan pada panen raya kedua target serapan gabah kering panen dari Bulog dapat tercapai.
Pemerintah Kabupaten menyadari bahwa capaian pada sektor pertanian ini tidak terlepas dari adanya berbagai faktor pendukung dalam budidaya pertanian
Oleh karena itu, Pemkab Bantul terus berupaya melakukan langkah percepatan tanam dan panen dengan pemanfaatan teknologi tepat guna pertanian, suplai air yang lancar, ketersediaan pupuk dan benih unggul, pengendalian hama penyakit ramah lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Bantul juga perlu peran aktif semua pihak terkait untuk mendukung tercapainya percepatan tanaman pangan di tahun 2025 agar mampu mencapai swasembada pangan sebagaimana Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Bantuan alat mesin pertanian
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, Pemkab Bantul menyerahkan bantuan alat mesin pertanian dari Kementerian Pertanian untuk para petani di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul pada Rabu (26/3).
Bantuan yang diserahkan bersama Ketua Komisi IV DPR RI tersebut berupa dua unit traktor roda empat, tiga unit traktor rotary, dan hand sprayer empat unit, merupakan bagian dari program pemerintah dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
Melalui peralatan tersebut kegiatan budidaya tanaman pertanian lebih efektif, murah dan cepat serta meningkatkan produktivitas panen, sehingga harapannya alat pertanian tersebut dijaga dan dirawat dengan baik, agar dapat dimanfaatkan dengan waktu lama dan maksimal bagi para petani.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut sektor pertanian di Bantul telah ditetapkan sebagai salah satu sektor unggulan, selain sektor industri dan pariwisata. Sektor pertanian menyumbang nilai PDRB yang besar untuk Kabupaten Bantul.
Dengan alasan itulah Pemerintah Kabupaten Bantul, kata Bupati telah menetapkan sektor pertanian sebagai salah satu sumber kesejahteraan utama warga sekaligus menjadi lokomotif ekonomi.
Meski demikian, guna mencapai cita-cita ketahanan pangan dan terus menjaga lumbung pangan di Kabupaten Bantul, diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Selain dengan Bulog untuk menyerap gabah kering panen yang besar, untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan, tidak kalah pentingnya adalah penggunaan alat-alat produksi, diantaranya traktor, combine harvester, rice transplanter, hand sprayer, pupuk dan bibit yang berkualitas.
Pemerintah Bantul juga akan terus mendukung kelengkapan alat produksi pertanian untuk dimanfaatkan petani, termasuk berkomitmen menggenjot digitalisasi pada sektor pertanian dengan mendatangkan drone untuk percepatan pemupukan melalui udara.
"Kami akan genjot habis-habisan mekanisasi pertanian dan digitalisasi. Saat ini digitalisasi pertanian masih terbatas pada pertanian hortikultura bawang merah dan cabai merah di lahan pasir. Karena itu nanti drone kita butuh banyak, kita punya 17 kecamatan," kata Bupati Bantul.
Perbaikan saluran irigasi
Ketersediaan saluran irigasi sebagai sumber air pertanian juga tidak kalah penting dalam mendukung percepatan perluasan tanam padi. Karena itu perbaikan saluran irigasi tersier menjadi perhatian bagi pemerintah kabupaten pada tahun 2025.
Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Bantul, pada 2024 telah merehabilitasi delapan daerah irigasi, memelihara jaringan irigasi melalui UPTD pengamatan pengairan Opak Oyo dan Winongo.
Selain itu, untuk mendukung produksi pertanian juga dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 4,8 kilometer serta mendukung kelancaran distribusi dengan melakukan pemeliharaan dan peningkatan atau rehabilitasi jalan sepanjang 38,59 kilometer pada 2024.
Sementara pada tahun anggaran 2025, pemerintah Bantul mengalokasikan sebagian anggaran untuk melakukan perbaikan saluran irigasi di sekitar 20 lokasi, sementara untuk mendukung kelancaran distribusi dengan melakukan peningkatan jalan sepanjang 28 kilometer.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan, selain dengan menggunakan dana APBD, dalam perbaikan saluran irigasi juga dengan dana pemerintah pusat yang diusulkan melalui Kementerian Pertanian.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga berharap kepada para petani agar langsung mengolah kembali lahan setelah masa panen, agar petani dapat panen padi sebanyak tiga hingga empat kali setahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mewujudkan Kabupaten Bantul sebagai daerah lumbung pangan