Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berupaya melakukan inovasi terkait desain bagi para pelaku industri batik supaya semakin batik dinikmati semua kalangan dan menyesuaikan perkembangan tren di pasar.
Kepala Bidang Perindustrian Disdagin Kulon Progo Ade Wahyudiyanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan kali ini desain yang coba dikembangkan adalah inovasi pembuatan chanting cap batik menggunakan kertas.
"Kami mencoba mengembangkan inovasi ini dengan mengundang Tukiran Bhronto Sutejo untuk memberikan pendampingan kepada pelaku industri batik di Kabupaten Kulon Progo tentang tata cara membuat canthing cap batik dari kertas," kata Ade.
Ia mengatakan selama ini canthing cap identik dengan bahan logam yang relatif membutuhkan biaya mahal untuk pembuatannya.
Di tangan Tukiran, diciptakan canthing cap dengan bahan kertas karton bahkan bisa juga menggunakan bahan kertas karton bekas.
"Hal ini merupakan inovasi terbaru yang dapat memberi solusi pagi penggiat usaha batik," katanya lagi.
Lebih lanjut, Ade mengatakan perajin batik semakin dimudahkan dengan banyak gagasan ide motif untuk dapat dituangkan menjadi cap batik.
Hal yang tak kalah unik adalah terciptanya motif “Sengkalan” dari “Weton” tahun berdirinya Kabupaten Kulon Progo 1951 dengan motif “Kartika Cakra Aruming Bumi” yang berarti sesuai harapan yang bersinar dari kehidupan masyarakat untuk mengharumkan bumi Kulon Progo.
"Dengan adanya inovasi baru ini, diharapkan muncul desain-desain canthing cap batik dari kertas yang lebih variatif, sehingga akan memunculkan motif-motif batik Kulon Progo yang semakin beraneka ragam dan lebih menarik bagi konsumen," katanya pula.
Kepala Bidang Perindustrian Disdagin Kulon Progo Ade Wahyudiyanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan kali ini desain yang coba dikembangkan adalah inovasi pembuatan chanting cap batik menggunakan kertas.
"Kami mencoba mengembangkan inovasi ini dengan mengundang Tukiran Bhronto Sutejo untuk memberikan pendampingan kepada pelaku industri batik di Kabupaten Kulon Progo tentang tata cara membuat canthing cap batik dari kertas," kata Ade.
Ia mengatakan selama ini canthing cap identik dengan bahan logam yang relatif membutuhkan biaya mahal untuk pembuatannya.
Di tangan Tukiran, diciptakan canthing cap dengan bahan kertas karton bahkan bisa juga menggunakan bahan kertas karton bekas.
"Hal ini merupakan inovasi terbaru yang dapat memberi solusi pagi penggiat usaha batik," katanya lagi.
Lebih lanjut, Ade mengatakan perajin batik semakin dimudahkan dengan banyak gagasan ide motif untuk dapat dituangkan menjadi cap batik.
Hal yang tak kalah unik adalah terciptanya motif “Sengkalan” dari “Weton” tahun berdirinya Kabupaten Kulon Progo 1951 dengan motif “Kartika Cakra Aruming Bumi” yang berarti sesuai harapan yang bersinar dari kehidupan masyarakat untuk mengharumkan bumi Kulon Progo.
"Dengan adanya inovasi baru ini, diharapkan muncul desain-desain canthing cap batik dari kertas yang lebih variatif, sehingga akan memunculkan motif-motif batik Kulon Progo yang semakin beraneka ragam dan lebih menarik bagi konsumen," katanya pula.