Yogyakarta (ANTARA) - Laju alih fungsi lahan di kota Yogyakarta dan DIY yang cukup masif telah mengurangi luasan daerah area resapan air.  Besarnya alih fungsi lahan untuk bangunan residensial dan komersial berdampak pada kekurangan pasokan air sumur milik warga kala musim kemarau. 

"Saat musim hujan, yang terjadi banyak genangan di kawasan perkotaan karena minimnya area resapan air. Ini jadi masalah, ke depan butuh kebijakan tata ruang guna antisipasi dampak bencana dengan langkah mitigasi yang baik," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, Rabu, 6/11/2024.

Di dalam sosialisasi bersama relawan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana dan masyarakat Gedongkiwo Yogyakarta, Eko Suwanto menyoroti  pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam beberapa waktu terakhir. 

Tampak hadir juga anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Sigit Nurcahyo dan narasumber dari BMKG DIY. 

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan menambahkan selain merekomendasikan agar warga mau menanam pohon, untuk wujudkan Yogyakarta yang lestari, dan nyaman huni, perlu wujudkan masyarakat Yogyakarta yang tangguh hadapi bencana. 

"Apa yang kita hadapi sekarang, problem lingkungan perkotaan dan maraknya pembangunan hotel di Yogyakarta itu buah dari pembiaran pemkot tegakan aturan dan perizinan, hotel yang bermasalah,"  kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY.

Pewarta : SP
Editor : Luqman Hakim
Copyright © ANTARA 2024