Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebut empat desa atau kelurahan memperoleh pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) sebagai Masyarakat Siaga Tsunami.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol saat dikonfirmasi di Bantul, Jumat, mengatakan empat kelurahan di Bantul telah menerima sertifikat Tsunami Ready Community (Masyarakat Siaga Tsunami) pengakuan dari UNESCO pada kegiatan 2nd Global Tsunami Symposium di Aceh beberapa hari lalu.

"Tujuan tsunami ready adalah membangun masyarakat yang tangguh, memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan untuk melindungi kehidupan, mata pencaharian, dan harta benda dari tsunami, sehingga dapat meminimalkan korban jiwa," katanya.

Dia mengatakan empat kelurahan tersebut adalah Kelurahan Parangtritis dan Kelurahan Tirtohargo di Kecamatan Kretek, Kelurahan Gadingsari di Kecamatan Sanden, dan Kelurahan Poncosari di Kecamatan Srandakan.

Menurut dia, lokasi pada empat kelurahan tersebut adalah yang rawan dan berpotensi terkena tsunami, karena sebagian daerahnya merupakan pesisir pantai selatan.

"Di simposium tsunami di Aceh, empat kelurahan tersebut melakukan presentasi dan pemaparan tentang kesiapsiagaan komunitasnya dalam menghadapi tsunami," katanya.

Terhadap kelurahan tersebut, kata dia, BPBD Bantul selalu memberikan dukungan dan terus menguatkan komunitas dan kesiapsiagaan masyarakat kelurahan dalam menghadapi ancaman tsunami, ketika ada gempa bumi maupun peristiwa alam lainnya.

"Nantinya selalu dilakukan simulasi-simulasi dalam menghadapi bencana seperti tsunami. Diharapkan masyarakat kelurahan tersebut mampu juga menunjukkan kepemimpinannya, sehingga menjadi masyarakat yang siap, tanggap, dan tangguh, dalam menghadapi bencana," kata Antoni Hutagaol.


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2024