Yogyakarta (ANTARA) - Merayakan Hari Jadi ke-35, Yayasan Anand Ashram menyelenggarakan seminar bertajuk “Youth Challenge 2025 & Beyond: Cultural & Spiritual Solution dengan tema utama "AI in Learning: Bridging Smarter Education with Cultural and Mental Health Values" di Universitas Esa Unggul – Jakarta, bekerja sama dengan Kampus Digital Universitas, pada Selasa (14/1). 

Seminar ini dihadiri lebih dari 1.000 peserta umum offline dan online yang terdiri dari mahasiswa, siswa SMU, dosen, pengajar, dan para praktisi digital teknologi. Turut hadir pula perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan & Ristek, Kementrian Ketenagakerjaan, serta Kementrian Kesehatan RI. Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan Youth Challenge 2025 & Beyond yang telah diselenggarakan juga di Bali (9 Nop 2024) dan Jogjakarta (4 Des 2024).

Pendiri Anand Ashram, Anand Krishna, seorang humanis spiritual, penulis, pendidik, dan pendiri Anand Ashram sebagai lembaga yang berfokus pada kesehatan holistik dan pemberdayaan diri, mengalami pemulihan secara misterius dari kanker darah/leukemia, setelah bertemu seorang Lama di lereng Gunung Himalaya. Semangat spiritual dan dedikasi beliau terhadap kehidupan modern yang lebih bermakna kini diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan yang mencakup pendidikan, kebudayaan, kesehatan holistik, sosial dan spiritual.

Seminar ini bertujuan untuk mengkaji dampak dan potensi kecerdasan buatan (AI) pada generasi muda khususnya, serta bagaimana teknologi ini dapat dijembatani dengan kesehatan mental dan nilai-nilai budaya. Para peserta diajak berdiskusi agar memahami bagaimana teknologi AI yang ramah terhadap kemanusiaan dapat membantu manusia menjadi lebih cerdas, inklusif dan sehat holistik.

Yayasan Anand Ashram menyelenggarakan seminar bertajuk “Youth Challenge 2025 & Beyond: Cultural & Spiritual Solution dengan tema utama "AI in Learning: Bridging Smarter Education with Cultural and Mental Health Values" di Universitas Esa Unggul – Jakarta, bekerja sama dengan Kampus Digital Universitas, pada Selasa (14/1). (ANTARA/HO-Yayasan Anand Ashram)

"Dalam dunia yang semakin digital, kita semua, khususnya generasi muda harus mengingat bahwa teknologi seperti AI bukan hanya alat untuk kemajuan intelektual, ekonomi, dan kenyamanan semata, tetapi juga harus dibarengi dengan perhatian pada kesehatan holistik dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan nilai-nilai itu ada di dalam budaya Nusantara, yakni Gotong Royong dan Pancasila. Pertahanan budaya berupa nilai-nilai universal dan spiritual ini perlu dijaga dan dilestarikan untuk menjaga kemanusiaan kita," ulas Anand Krishna ketika memberikan kata sekapur sirih dalam seminar merayakan Anand Ashram Foundation Day ini.

Hal sama juga dipaparkan oleh ketiga pembicara di seminar ini. Direktur Kampus Digital Universitas Esa Unggul, Diana Fajarwati, ST., MSM. menuturkan, perlunya training dan evaluasi atas penggunaan AI. Agar masyarakat bisa memanfaatkan AI secara etis dan bertanggungjawab sebagai teman diskusi, dan bukan sebagai 'joki'.

Sementara Dr. Arbania Fitriani, Direktur Altia Consulting Group menjelaskan bahwa menerima keberadaan AI (gadget dan Medsos) dengan mengembangkan fungsi Neo Cortex melalui latihan meditasi. Tujuannya agar bisa berpikir jernih dan kreatif serta seimbang fungsi otak kanan dan kiri, dan tidak menjadi korban dominasi AI. 

Terakhir Ketua Asosiasi Pengguna Artifisial Inteligen Indonesia Dian Martin ST mengatakan, "Kita perlu berdiskusi, berkenalan dan berkolaborasi dengan AI secara bijak. Sesungguhnya manusia lebih hebat dari AI asal tahu cara menggunakan pikiran dengan bijak berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan".

Berbekal pengalaman 35 tahun sebagai pusat pelatihan kesehatan holistik, pemberdayaan diri dan spiritualitas, Yayasan Anand Ashram terus berupaya untuk membangun masyarakat tercerahkan berbasis pada nilai-nilai perdamaian, cinta kasih dan harmoni global dalam rangka mewujudkan visi satu bumi satu langit satu kemanusiaan. Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi peserta untuk mengembangkan potensi para peserta dalam menghadapi tantangan kehidupan di era teknologi modern. 
 


Pewarta : SP
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025