Anand Ashram ajak pemuda bahas solusi dan tantangan pemanfaatan AI

id ai,Anand Ashram ,Seminar Nasional Youth Challenges 2025 & Beyond

Anand Ashram ajak pemuda bahas solusi dan tantangan pemanfaatan AI

Seminar Nasional Youth Challenges 2025 & Beyond di Yogyakarta, Rabu (4/12) (ANTARA/HO-Anand Ashram)

Yogyakarta (ANTARA) - Yayasan Anand Ashram bersama Kadin DIY dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY mengajak para warga, utamanya generasi muda membahas solusi bagaimana menjalani tantangan besar nan kompleks terkait fenomena Artificial Intelligence (AI).

Seminar Nasional Youth Challenges 2025 & Beyond di Yogyakarta, Rabu (4/12) dihadiri Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, yang diwakili Drs. Suherman. Keduanya mengapresiasi kegiatan ini, dan berharap seminar ini aplikatif, tangguh dan berakar pada budaya dan spiritualitas dalam zaman AI yang dampaknya berakibat tidak hanya pemanfaatan teknologi yang makin massif, tapi juga ekonomi dan merembet ke kesejahteraan mental.

Pendiri Yayasan Anand Ashram, Humanis dan aktivis spiritual, penulis lebih dari 190-an judul buku, Anand Krishna, mengemukakan bagaimana teknologi sangat memudahkan kita, namun di sisi lain, kita dibuat tidak mampu menghadapi tantangan, jadinya mudah cemas, stress, dan bingung.

Dia memaparkan solusi dari budaya kita seperti yang ditekankan Ki Hajar Dewantara. "Budaya sebagai pucuk-pucuk kebudayaan; dari budidaya yang unggul dan jika di bawahnya ada tanaman liar yang mesti dibuang, maka nilai yang dilestarikan adalah yang universal, inilah budaya," tegas Anand Krishna.

Dan salah satu nilai yang saat ini perlu dipupuk untuk menghadapi tantangan di era AI adalah seperti yang Bung Karno selalu dengungkan, soal berdikari (berdiri di bawah kaki sendiri). Dan lewat budaya itu kita mampu memilah untuk negeri kita sendiri, teknologi yang human friendly, yang membantu manusia, bukan sebaliknya.

Seminar Nasional Youth Challenges 2025 & Beyond di Yogyakarta, Rabu (4/12) (ANTARA/HO-Anand Ashram)

Sementara tiga narasumber yang hadir sepakat jika solusi dalam menghadapi tantangan ini mesti melalui pendekatan holistik, yaitu kembali ke nilai-nilai budaya luhur yang bangsa ini sudah miliki.

"Tantangan di bidang kewirausahaan, dapat disikapi salah satunya lewat mengembangkan positive attitude, tidak sekadar positive thinking," terang Iwan Susanto, B.Sc.

Nilai budaya yang bisa dikedepankan adalah kolaborasi dibandingkan kompetisi. Kooperasi seperti yang juga para founding fathers kita teladankan.

Tantangan Kesehatan mental yang dihadapi para pemuda, ditekankan oleh Dr. Arbania Fitriani, dapat diatasi dengan makan makanan alami kurangi junk-food, memupuk kesenangan membaca sejak dini, dan serta biasakan membaca buku-buku bermutu.

Kebiasaan membaca secara digital berdampak pada otak dan malah memicu kegelisahan, kembalilah ke pola mengajar konvensional yang ia contohkan diadopsi oleh sekolah termahal di dunia, yang justru tidak menggunakan komputer, tablet, ataupun handphone, pola mengajar semacam ini akan membentengi kita dari masalah mental health.

Solusi ketiga dalam bidang masa depan kerja, yang sekarang sudah banyak tenaga manusia justru digantikan oleh AI, ditambahkan oleh Dian Martin, S.T., selaku Ketua Asosiasi Pengguna AI Indonesia, melalui kebiasaan kita masing-masing untuk mengakses ketenangan dalam diri salah satunya lewat meditasi yang juga merupakan warisan dari budaya luhur Nusantara.

"Sehebat-hebatnya AI, ia tidak bisa memberikan pengalaman kebersamaan seperti kegiatan kita pada hari ini," tegas Dian, yang juga mendapat manfaat dari Latihan-latihan seperti yoga dan meditasi untuk pemberdayaan diri.

Ia menambahkan, ke depan, pekerjaan yang berfokus pada keterampilan yang mengedepankan empati dan kreativitas tidak akan tergantikan oleh AI.

Dihadiri lebih dari 500 orang dari belasan lembaga kepemudaan dan perguruan tinggi di Yogyakarta, Klaten, Solo, dan sekitarnya. Seminar bertajuk "Youth Challenges 2025 & Beyond: Cultural & Spiritual Solution" ini didukung pula oleh Asosiasi Meditasi, Aushadh, Yoga Indonesia(AMAYI), Forum Pengajar Dokter dan Psikolog Bagimu Ibu Pertiwi (ForADokSi BIP) dan One Earth Integral Education.

Di akhir sesi tanya jawab para pelajar dan mahasiswa antusias dalam mengikuti diskusi dan aktif bertanya untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi.