Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta mengoptimalkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penularan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang semakin masif pada musim hujan masih tinggi saat ini.
"Kita memang belum optimal untuk gerakan PSN sehingga tentunya juga yang harus kita sikapi adalah lebih mengoptimalkan gerakan PSN di seluruh wilayah kabupaten," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Triwidiyantara di Bantul, Rabu.
Menurut dia, gerakan PSN di seluruh wilayah Bantul lebih dioptimalkan karena selama tahun 2025 tren kasus demam berdarah cenderung tinggi, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024.
"Kasus DBD saat ini kita fluktuatif, data per pekan itu fluktuatif ada pekan yang naik, ada yang turun, tapi secara umum di Bantul masih cukup tinggi untuk angka kasus DBD di 2025 ini, angkanya sampai pekan ini sekitar 370an kasus," katanya.
Dia mengatakan, meski tidak menyebut angka kasus di tahun 2024, namun jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2025 ada sedikit peningkatan.
"Kalau kita bandingkan dengan tahun 2023 sudah jauh melebihi, namun kalau dibandingkan dengan tahun kemarin (2024) dalam periode Januari sampai pertengahan Mei tidak begitu jauh, tapi ada kenaikan," katanya.
Menurut dia, yang menjadi faktor pada tahun 2025, angka kasus DBD cenderung tinggi karena beberapa faktor, salah satunya adalah curah hujan yang masih tinggi, bahkan pada bulan Mei yang seharusnya masuk kemarau, justru masih sering hujan.
"Jadi cuaca yang masih hujan terus ini juga berpengaruh, karena itu sejak awal tahun kita sudah menyampaikan kewaspadaan kaitannya dengan lonjakan DBD ini, mungkin kita perlu lakukan upaya yang lebih intensif lagi untuk bisa mencegah DBD," katanya.
Dia mengatakan, dalam mengoptimalkan gerakan PSN, pihaknya melibatkan kader kesehatan yang ada di puskesmas, kalau dulunya masih kurang intensif melakukan sosialisasi gerakan PSN, maka harus ditingkatkan lagi.
"Kita juga ada kader jumantik, dan mungkin ini lebih diintensifkan lagi jumantik yang ada di wilayah kabupaten, mungkin dulu rajin memantau, sekarang agak menurun, ini yang perlu kita dorong lagi, agar lebih bisa dioptimalkan," katanya.*