Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat daerah ini meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana kebakaran untuk mencegah korban dan mengurangi kerugian yang lebih besar. 

"Untuk imbauan ke masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya bencana kebakaran dengan menggunakan peralatan listrik berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia)," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto di Bantul, Jumat.

 

 

Dia mengatakan masyarakat jangan memberikan beban berlebihan kepada stop kontak, namun menggunakan peralatan listrik sesuai dengan aturan dan selalu cek kembali peralatan listrik setelah digunakan atau matikan jika tidak digunakan.

 

 

Selain itu, kata dia, masyarakat untuk antisipasi terjadinya kebakaran karena kebocoran tabung gas elpiji dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penggunaan kompor.

 

 

"Selalu cek regulator, deteksi dini jika terjadi bau gas yang menyengat segera lepas kepala regulator dan buka semua ventilasi rumah agar gas terbawa angin," katanya.

 

 

Dia mengatakan jika masyarakat terpaksa membakar sampah, harus memilih waktu ketika tidak banyak angin berembus, karena biasanya kebakaran lahan itu diakibatkan aktivitas membakar yang api tersebut merembet ke sekitar karena angin.

 

 

"Pilih lokasi yang aman dan memininalisir perambatan, dan jangan tinggalkan api sebelum sisa-sisa pembakaran dipastikan padam," katanya.

 

 

Berdasarkan data, Damkarmat BPBD Bantul selama Januari hingga 10 Oktober 2025 telah menangani sebanyak 145 kejadian kebakaran, dengan dua kejadian kebakaran terakhir terjadi pada Kamis (9/10) yang menimpa rumah di Kecamatan Bambanglipuro dan Sewon.

 

 

"Jumlah kejadian kebakaran di Bantul pada tahun 2025 paling banyak terjadi pada September dengan sebanyak 27 kejadian, sedangkan untuk bulan Oktober, sampai dengan 10 Oktober tercatat 10 kejadian kebakaran," katanya.

 

 

Kejadian terbanyak kedua pada Agustus yang tercatat 25 kejadian, Juni sebanyak 22 kejadian, Juli ada 16 kejadian, Maret 15 kejadian, Januari 14 kejadian,  April 13 kejadian, Mei 11 kejadian, dan Februari tujuh kejadian.

 

 


Pewarta : Hery Sidik
Editor : Victorianus Sat Pranyoto
Copyright © ANTARA 2025