Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Provinsi Maluku Utara Sherly Tjoanda menyebut potensi korupsi bisa muncul jika penggunaan anggaran hanya berorientasi pada kelengkapan administrasi, bukan pada hasil atau produktivitas pembangunan.

"Korupsi itu terjadi ketika administrasi lengkap, tetapi kemudian hasilnya tidak ada atau tidak produktif," ujar Sherly saat berbicara dalam "Leadership Day 2025" di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DI Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, praktik korupsi tidak selalu berawal dari niat jahat, melainkan juga bisa disebabkan oleh ketidaktahuan dalam mengelola keuangan publik.

"Sebenarnya orang korupsi itu ada dua (sebab). Pertama, sudah ada motif dan memang niat. Kedua, tidak ada motif, tapi kemudian ketidaktahuan," kata dia.

Sherly menuturkan selama delapan bulan berada di pemerintahan, ia melihat perlunya pembenahan sistem pengelolaan anggaran agar tidak hanya berfokus pada aspek administrasi.

Menurut dia, ukuran keberhasilan program perlu mencakup hasil dan produktivitas yang dapat dirasakan masyarakat.

"Indikator keberhasilan sebuah anggaran dimanfaatkan itu harus berdasarkan output dan produktivitasnya, bukan berdasarkan kelengkapan administrasi," ujar dia.

Sherly mengatakan korupsi tidak hanya menimbulkan kerugian secara finansial, tetapi juga berdampak pada terhambatnya pembangunan dan pelayanan dasar masyarakat.

"Harga termahal dari korupsi adalah ketika APBD tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga peningkatan pembangunannya tidak optimal, tidak bisa memenuhi infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat," kata Sherly.

Oleh karena itu, Sherly pun menegaskan pentingnya menilai hasil pembangunan secara proporsional terhadap dana yang digunakan.

"Harus fokus kepada 'output' dan produktivitas yang berbanding (dengan) rupiah yang dimanfaatkan," ujar Sherly.

Di hadapan peserta "Leadership Day 2025", Sherly sempat berbagi proses belajar dan membangun nilai dalam kepemimpinannya di Maluku Utara.

Ia yang berangkat dari seorang ibu rumah mengaku terus belajar memahami birokrasi dan politik pemerintahan.

"Hidup itu, semua keputusan yang kita ambil tercermin dari hati. Ketika hati kita bersih, ketika 'value' kita benar, maka semua keputusan yang kita ambil dalam hidup itu prioritasnya benar," tutur Sherly.

 


Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025