Drogba menjadi pahlawan Chelsea di final

id drogba menjadi pahlawan chelsea

Drogba menjadi pahlawan Chelsea di final

Didier Drogba (Foto antaranews.com)

Muenchen (ANTARA/AFP Jogja) - Didier Drogba menjadi pahlawan saat Chelsea menghancurkan impian Bayern Muenchen menjuarai Liga Champions pada Sabtu waktu setempat dengan kemenangan adu penalti 4-3 di Allianz Arena, Muenchen, Jerman.

Drogba menyarangkan gol penentu kemenangan Chelsea setelah sebelumnya berhasil menyamakan kedudukan dua menit sebelum waktu normal usai untuk membatalkan gol yang tampak terlihat seperti gol kemenangan dari Thomas Mueller, sehingga pertandingan pada waktu normal selesai dengan skor 1-1, dan pertandingan dilanjutkan dalam babak pertambahan waktu.

Ini merupakan kekalahan memilukan bagi Bayern, yang harus melihat gelandang mereka, Bastian Schweinsteiger, gagal mengeksekusi penalti terakhir dengan sempurna, untuk memberi kesempatan mencetak gol kemenangan bagi Drogba dengan skor menjadi 4-3.

Kiper Chelsea, Petr Cech, juga melakukan penyelamatan brilian saat ia menggagalkan eksekusi Ivica Olic, setelah Juan Mata yang melakukan eksekusi pertama, gagal mengerjakan tugasnya dengan sempurna karena sepakannya ditepis Manuel Neuer.
  
Gol penentu kemenangan Drogba merupakan akhir yang seperti dongeng untuk penyerang Pantai Gading berusia 34 tahun ini, yang pernah diusir keluar lapangan saat Chelsea menderita kekalahan di final Liga Champions di Moskow, empat tahun silam.

Namun, kekalahan ini membuat mimpi kubu Bayern untuk mengangkat trofi Eropa kelima mereka hancur, sebelum para pendukung mereka di markasnya sendiri merasakan akhir yang sangat menyiksa.

Pada pertandingan yang didominasi Bayern ini, laga harus diakhiri dengan adu penalti setelah skor 1-1 didapat melalui waktu normal, dengan sundulan Mueller membuat Bayern memimpin pada tujuh menit sebelum pertandingan usai, namun disamakan oleh Drogba pada menit ke-88.  
  
Pertandingan di babak tambahan waktu diawali dengan dramatis, ketika mantan pemain sayap Chelsea, Arjen Robben, gagal mengeksekusi penalti karena dihentikan oleh Cech - setelah Drogba menjatuhkan Franck Ribery di area terlarang.
  
Pada sebagian besar waktu pertandingan, kemenangan Bayern terlihat hanya tinggal menunggu waktu, dengan raksasa Jerman tersebut menerima dukungan gegap gempita dari para pendukungnya.

Mereka sempat mengalami kemunduran ketika Schweinsteiger mendapat kartu kuning akibat melakukan handball saat babak tambahan waktu baru bergulir dua menit, namun setelah itu mereka sangat menikmati penguasaan bola.

Schweinsteiger menjadi sosok pertama yang menyalakan alarm tanda bahaya bagi lini belakang Chelsea, di mana tembakannya sempat membentur Gary Cahill pada menit ketiga.

Toni Kroos menjadi sosok berikutnya yang mengancam gawang Chelsea, namun tembakan rendahnya masih melebar ke sudut kanan Cech.

Pelatih Chelsea, Roberto Di Matteo, memberikan kejutan dengan memainkan pemain muda, Ryan Bertrand, sebagai usahanya untuk memotong aliran bola ke Arjen Robben di sisi kanan.

Bagaimanapun, pemain Belanda tersebut mampu mendapat ruang di menit kedelapan, dan melepaskan tembakan melengkung yang masih melayang di atas gawang.

Mantan pemain sayap Chelsea tersebut mendapatkan peluang terbaik di babak pertama pada menit ke-21, membawa bola melewati Jose Bosingwa untuk masuk ke area pertahanan Chelsea. Tembakan Robben rendah dan keras, namun Cech mampu mengamankan gawang dengan kakinya, dan bola pun mampu dijinakkan.

Pada menit-menit akhir babak pertama, Bayern menaikkan tempo dan mendapatkan berbagai peluang yang seharusnya dapat dimaksimalkan menjadi gol.

Di menit ke-36, Ribery dan Diego Contento berkombinasi di sisi kiri untuk mengirim Contento melaju ke depan. Pemain bek kiri ini melepaskan umpan silang, namun tembakan voli Mueller masih melebar.

Chelsea, yang dipaksa lebih banyak bertahan, kemudian menekan Neuer untuk melakukan penyelamatan pertamanya di pertandingan ini.

Sapuan bola di belakang membuat kapten Frank Lampard dapat mengirim bola ke Salomon Kalou, yang sepakan rendahnya di tiang dekat belum dapat mengancam gawang Bayern.

Tekanan Bayern semestinya mendapat penghargaan, namun Mario Gomez gagal memaksimalkan dua peluang bagus sebelum turun minum, ia mengiris dari jarak dekat pada menit ke-39, dan kemudian melepaskan tembakan melambung ke atas gawang Chelsea melalui tembakannya dari dalam area penalti setelah mengecoh Cahill.
  
Babak kedua diisi dengan pola yang sama seperti babak pertama, dengan Robben harus mendapat gol yang dianulir karena terjebak offside pada menit ke-54.

Peluang-peluang Tim Jerman ini digagalkan oleh pertahanan Chelsea yang gigih, dengan Cole menyelamatkan tim London ini melalui serangkaian intervensi.

Kelihatannya pertandingan akan menjadi milik Bayern ketika sundulan Mueller bersarang di gawang Chelsea dan membuat skor menjadi 1-0 pada tujuh menit sebelum pertandingan usai. Namun Drogba memiliki ide lain untuk memaksa pertandingan final diteruskan dengan masa tambahan waktu.
  
Bagaimanapun, Chelsea terlihat telah menyia-nyiakan kemampuan mereka mencetak gol penyeimbang kedudukan, setelah Drogba melanggar Ribery untuk membuat wasit Pedro Proenca memberi hadiah penalti kepada kubu Bayern.
  
Sekali lagi Chelsea menolak untuk menyerah, Cech melompat ke arah kiri untuk menggagalkan eksekusi Robben dengan kakinya saat tensi pertandingan semakin meninggi.

Olic yang tampil sebagai pemain pengganti nyaris memberi kemenangan bagi Bayern pada menit ke-108, namun tembakannya hanya melintasi gawang sehingga pertandingan harus diakhiri dengan adu penalti.

(H-RF)