Ternate (ANTARA Jogja) - Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum nyaris menjadi sasaran amuk massa di Bandara Babullah Ternate, Maluku Utara, Kamis.
Edhie dan Anas bersama sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat yang tiba di Bandara Babullah Ternate dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia, dihadang massa pendukung Ketua DPD Partai Demokrat Malut yang juga Gubernur Malut, Thaib Armaiyn di terminal bandara.
Sejumlah orang memukul dua pengurus DPP Partai Demokrat bernama Ibrahim dan Syarif, sedangkan Edhie dan Anas lolos dari aksi anarkis massa tersebut karena berlindung di belakang Thaib.
Edhie dan Anas datang ke Ternate untuk menghadiri Musda II Partai Demokrat Malut, namun akibat insiden tersebut, keduanya bersama seluruh rombongan memutuskan langsung kembali ke Jakarta dengan pesawat yang sama, sedangkan musda dibatalkan.
Thaib Armaiyn kepada wartawan mengaku, menyayangkan terjadinya insiden tersebut dan akan meminta aparat kepolisian mengusut oknum yang melakukan pemukulan terhadap dua pengurus DPP Partai Demokrat.
Thaib yang pada Musda DPD Partai Demokrat Malut kembali mencalonkan diri itu mengatakan, penghadangan yang berujung dengan aksi pemukulan tersebutbermula dari surat DPP Partai Demokrat mengenai penunjukkan panitia pelaksana musda di luar sepengetahuan DPD Partai Demokrat Malut.
"Padahal, DPD Partai Demokrat Malut telah membentuk panitia pelaksana yang diketuai oleh Maryam Amra, entah apa dasarnya menjelang pelaksanaan musda muncul surat dari DPP. Itulah yang membuat kader dan simpatisan saya marah," katanya.
Menurut dia, masalah tersebut sudah disampaikan kepada Anas dan Edhie, namun untuk menuntaskan masalah itu, Anas telah meminta dirinya ke Jakarta pekan depan untuk klarifikasi lebih lanjut.
Musda II Partai Demokrat Malut sejak awal diprediksi akan menimbulkan keributan, karena ada dua panitia pelaksana yakni yang dibentuk oleh DPD I Partai Demokrat Malut dan yang dibentuk sesuai surat dari DPP Partai Demokrat.
Musda yang dibentuk DPD Partai Demokrat Malut semula akan digelar di Hotel Corner tanggal 24 sampai 25 Mei, sedangkan musda yang akan digelar oleh panitia yang ditunjuk DPP Partai Demokrat pada waktu yang sama di Hotel Amara, namun akibat insiden tersebut kedua musda itu dibatalkan.
Ada tiga calon yang maju pada Musda DPD Partai Demokrat Malut yakni Thaib Armaiyn, Beni Laos (pengusaha) dan Rahmi Husen (anggota DPRD Malut dari Fraksi Partai Demokrat)
Hanya minta klarifikasi
Sementara itu, koordinator massa pendukung Thaib Armaiyn, Boy Andreas Fatah mengatakan pihaknya hanya akan meminta klarifikasi dari Anas dan Edhie Baskoro terkait dua surat kepanitiaan yang dibentuk oleh DPP Partai Demokrat.
"Kami hanya meminta klarifikasi dari Anas dan Edhie terkait dua surat kepanitiaan yang dibentuk oleh DPP Partai Demokrat. Jika tidak diindahkan, terpaksa kami tutup akses jalan bagi keduanya bersama rombongan ke arena Musda Partai Demokrat," kata Boy di Ternate.
Rombongan yang mencegat Anas dan Edhie Baskoro di Bandara Babullah adalah massa pendukung Thaib Armaiyn.
Kehadiran massa pendukung Thaib Armaiyn yang juga Gubernur Malut di Bandara Babullah membuat Anas dan Edhie Baskoro harus meninggalkan Kota Ternate, karena keamanan di daerah itu tidak terjamin.
Massa yang datang sejak pagi di Bandara Babullah itu, berjumlah sekitar 500 orang. Mereka langsung menutup sebagian jalan, mencegat kehadiran Anas dan Edhie Baskoro, sebelum mengklarifikasi dua surat kepanitiaan yang direkomendasikan DPP Partai Demokrat.
Setelah Anas dan Edhie Baskoro kembali ke Jakarta, massa tersebut langsung menuju ke Hotel Amara, tempat berlangsungnya Musda Partai Demokrat kubu Rahmi Husen dan Beni Laos.
Namun, massa yang datang untuk mencari sejumlah pendukung Rahmi Husen dan Beni Laos di Hotel Amara langsung dicegat sejumlah personel Brimob Polda Malut.
Ketua DPD Partai Demokrat Malut Thaib Armaiyn ketika dikonfirmasi menyatakan penyesalannya atas insiden pemukulan tersebut, dan pihaknya akan meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut oknum yang melakukan pemukulan terhadap dua pengurus DPP Partai Demokrat itu.
Thaib yang pada Musda DPD Partai Demokrat Malut kembali mencalonkan diri, mengatakan insiden penghadangan yang berujung dengan aksi pemukulan tersebut bermula dari adanya surat DPP Partai Demokrat mengenai penunjukan panitia pelaksana Musda di luar sepengetahuan DPD Partai Demokrat Malut.
"Padahal, DPD Partai Demokrat Malut telah membentuk panitia pelaksana yang diketuai oleh Maryam Amra. Entah apa dasarnya menjelang pelaksanaan Musda muncul surat dari DPP, itulah yang membuat kader dan simpatisan saya marah," katanya.
Menurut dia, masalah itu sudah disampaikan kepada Anas dan Edhie Baskoro. Untuk menuntaskan masalah tersebut, Anas telah meminta dirinya ke Jakarta, pekan depan, guna memberikan klarifikasi lebih lanjut.
(KR-AF)