Bantul (ANTARA Jogja) - Produksi gabah kering giling atau GKG di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama dua tahun terakhir mengalami kenaikan.
Wakil Bupati Bantul, Sumarno usai menghadiri panen raya di bulak Gunung Putat, Dusun Watu, Desa Argomulyo Bantul, Sabtu mengatakan pada 2011 Bantul menghasilkan gabah sebanyak 197.618 ton dengan rata-rata produksi sebanyak 64,67 kuintal per hektare.
"Produksi meningkat sekitar empat persen dibandingkan pada 2010 lalu yang menghasilkan sebanyak 189.869 ton gabah kering giling dengan produksi 62,13 kuintal per hektare," katanya.
Menurut dia, produksi gabah di Bantul di dukung dengan ketersediaan lahan pertanian se Bantul seluas 15.569 hektare yang sebagian besar di panen lebih dari sekali dalam setahun.
Sumarno mengatakan, dengan produksi sebanyak itu, Kabupaten Bantul masih surplus sebanyak 20 ton beras tiap tahunnya, sehingga Bantul patut berbangga, karena bisa mencukupi kebutuhan sendiri.
"Tahun ini Bantul ditargetkan mendukung program peningkatan produksi beras nasional dengan mencapai 201.341 ton gabah kering giling, mudah-mudahan bisa kita wujudkan," katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Bantul, Bambang Pin Erwanta, mengatakan, untuk mempertahankan produksi pangan di Bantul pemkab memperketat alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian.
Menurut dia, saat ini Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk memetakan wilayah zona pertanian maupun nonpertanian di daerah ini.
Ia menyebutkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan warga se Bantul, sedikitnya harus ada lahan pertanian lestari seluas 13.000 hektare, dan posisi saat ini masih ada seluas 15.000an hektare.
"Alih fungsi lahan mencapai empat hingga enam hektare per tahun, makanya kita perketat betul agar tidak menganggu ketahanan pangan, paling tidak produksi pangan kita masih mencukupi kebutuhan," kata dia.
(KR-HRI)
