Jogja (ANTARA Jogja) - Masyarakat Dusun Pondok Wonolelo, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menggelar upacara adat saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo.
"Upacara adat tersebut akan digelar pada Jumat 21 Desember 2012 mulai pukul 14.00 WIB berupa kirab budaya dari Balai Desa Widodomartani menuju Makam Ki Ageng Wonolelo," kata Ketua Panitia Saparan Wonolelo Tony Suryanto Purwanto, Senin.
Menurut dia, rangkaian prosesi upacara adat saparan tersebut diawali pada 7 Desember 2012 dengan pengajian akbar sebagai upaya meneruskan perjuangan Ki Ageng Wonolelo sebagai ulama besar dan penyebar agama Islam.
"Dalam prosesi kirab pusaka nanti ditampilkan semua pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo, di antaranya kitab Suci Al Quran, Baju Onto Kusuma, Kopyah, Bongkahan Mustoko Masjid dan tongkat," katanya.
Kirab Pusaka ini dimulai dari halaman Balai Desa Widodomartani menuju Makam Ki Ageng Wonolelo sejauh tiga kilometer.
"Kirab pusaka juga diiringi drum band SMPN 1 Ngemplak, Bregada Ganggeng Samodra, Bregada Muspika Kecamatan Ngemplak, Putri Bhayangkari, Putri Domas, Para santri dan alim ulama, gunungan apem, sesaji, bregada Ki Ageng Wonolelo, bregada ungel-ungelan dan tamu undangan," katanya.
Ia mengatakan, selesai prosesi kirab pusaka dilanjutkan dengan penyebaran apem seberat satu ton sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas karunia Tuhan YME yang berupa rejeki, kesehatan, keselamatan dan ketenteraman.
"Apem yang disebarkan sebagai simbolisme sedekah untuk diperebutkan oleh pengunjung yang dianggap dapat mendatangkan keberkahan hidup," katanya.
Tony mengatakan, Ki Ageng Wonolelo dengan nama asli Jumadi Geno merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram.
Ia bermukim di Dusun Pondok Wonolelo, memiliki ilmu kebatinan yang tinggi pada masa itu.
"Karena memiliki ilmu yang tinggi, ia pernah diutus Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkan terhadap Mataram. Iapun berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Nama Ki Ageng Wonolelo atau Jumadi Geno semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang berdatangan untuk berguru dengannya," katanya.
Ia mengatakan, sebagai seorang panutan yang memiliki ilmu tinggi, Ki Ageng Wonolelo banyak mewariskan berbagai peninggalan yang berupa tapak tilas dan pusaka dan benda keramat lainnya.
"Pusaka, jimat dan berbagai benda keramat peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirabkan setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya," katanya.
Maksud dan tujuan diselenggarakannya upacara adat Saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo adalah untuk mendukung Yogyakarta dan khususnya Sleman sebagai daerah tujuan wisata.
"Selain itu juga untuk mengajak generasi muda menggali dan lebih memahami nilai-nilai seni budaya yang adiluhung dan memberikan wahana bagi pertumbuhan kesenian rakyat serta menumbuhkan rasa handarbeni dan kecintaan terhadap seni budaya bangsa sendiri. Disamping itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku ekonomi selama aktivitas kegiatan berlangsung," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
TMII gelar kirab Tumpeng Agung Keberkahan tarik wisatawan
Sabtu, 20 April 2024 20:48 Wib
Dibanjiri penonton, Kirab budaya Dugderan Semarang
Minggu, 10 Maret 2024 5:13 Wib
Bupati Bantul: Kirab budaya menguatkan tekad lanjutkan pembangunan desa
Minggu, 25 Februari 2024 11:05 Wib
Dugderan 2024 bakal meriah, dongkrak pengunjung
Minggu, 25 Februari 2024 5:33 Wib
Prabowo-Gibran ikuti kirab kebangsaan di Semarang
Sabtu, 27 Januari 2024 20:38 Wib
Pernikahan putra Paku Alam X tak ada kirab
Senin, 8 Januari 2024 18:50 Wib
Ganjar: Kirab Budaya Nitilaku UGM wujud semangat kerakyatan
Minggu, 17 Desember 2023 14:07 Wib
Kirab budaya SMKN Pundong Bantul memperkuat karakter pelajar Pancasila
Minggu, 19 November 2023 12:45 Wib