70 karya terbaik perupa Jatim meriahkan "Bienalle"

id 70 karya terbaik perupa

70 karya terbaik perupa Jatim meriahkan "Bienalle"

Ilustrasi (Foto Ist)

Surabaya (Antara Jogja) - Sebanyak 70 karya seni rupa terbaik dari para perupa Jawa Timur berupa lukisan, patung, keramik, dan seni instalasi memeriahkan pameran "Bienalle Jatim # 5" di Galeri Seni Orasis Jalan HR Muhammad, Surabaya, 29 November.

"Bienalle yang digelar dua tahunan itu merupakan ajang apresiasi terhadap karya terbaik para perupa di kawasan tertentu yang dinilai dalam kurun waktu tertentu," kata Direktur Bienalle Jatim # 5 Freddy H Istanto di sela-sela persiapan pameran di galeri itu, Rabu.

Didampingi kurator "Bienalle Jatim # 5" Agus Koecink, penggagas "Bienalle Jatim" itu menjelaskan perhelatan di bawah program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim itu tidak bersifat komersial tapi merupakan apresiasi terhadap kualitas dari sebuah karya lokal.

"Selama bie atau dua tahunan itu, kami mendatangi studio para perupa itu di berbagai daerah di Jatim atau menghadiri pameran mereka, tapi sebagian perupa juga langsung mengirimkan karyanya kepada kami," kata dosen seni di Universitas Ciputra Surabaya itu.

Menurut dia, kualitas karya itu terlihat dalam dua hal yakni kualitas teknis dan kualitas filosofi (ide) dari karya seni yang ada, bahkan tidak jarang di antaranya menampilkan teknik terbaru yang belum pernah ada sebelumnya.

"Jadi, ada perkembangan terbaru dari berkesenian mereka. Bienalle memang merupakan strategi kebudayaan dalam membangkitkan kembali spirit nilai-nilai kelokalan, sebagai ide penciptaan karya seni rupa," katanya.

Misalnya, ada lukisan wajah yang merupakan gabungan dari bulatan-bulatan, namun aliran realis masih ada di dalamnya. Atau, lukisan yang dibuat dari cetakan yang terbuat dari cungkil kayu.

Tidak hanya itu, lukisan atau karya seni lainnya menunjukkan kerumitan yang tinggi dengan detail karya yang teramat rinci, seperti lukisan boneka jerami atau lukisan yang wajah yang sepintas mirip dengan foto.

"Ada pula yang terlihat sederhana seperti lukisan babi yang setengah babi, setengah hewan berkulit belang-belang, tapi filosofi yang ditampilkan sangat kontekstual. Pelukisnya bilang itu lukisan tentang koalisi politik babi," kata kurator Agus Koecink.

Sebelum pameran "Bienalle Jatim # 5" dibuka, acaranya diawali dengan diskusi seni pada 29 November 2013 pukul 16.00 WIB di Galeri Seni 'Orasis' dengan dua narasumber yakni Moelyono (seniman) dan Henri Nurcahyo (pengamat seni).

"Untuk Bienalle ke-5 itu, kami mengambil tema 'Ruang Pribadi' yang merupakan pemetaan kami terhadap pikiran para perupa yang hidup dalam peta kebudayaan Jatim dan Indonesia melalui ruang-ruang pribadi dari para seniman itu sendiri," katanya.

Ke-70 seniman yang terlibat adalah Dukan Wahyudi (Surabaya), Ahmad Daldiri (Ponorogo), Ahmat Yunus (Batu), Ars Dewo (Sidoarjo), Choirudin (Jombang), Dias Prabu (Malang), Taufik Monyong (Surabaya), Edi Dewa (Blitar), Heri W (Lumajang), Joni Ramlan (Mojokerto), Kris Dolog (Lamongan), Ko Jin (Banyuwangi), Mulyo Gunarso (Kediri), Mas Dibyo (Tuban), Wiji Pr (Tulungagung), dan sebagainya.

(E011)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.