Setiap desa didorong miliki motif batik

id Batik Gunung Kidul

Setiap desa didorong miliki motif batik

Bupati Gunung Kidul, Badingah melihat-lihat batik buatan wilayah setempat. Bupati mendorong perajin batik membuat inovasi-inovasi baru untuk mendongkrak penjualan. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong setiap desa memiliki motif batik dalam rangka mendukung sektor pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Setiap desa motif batik, di Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, sudah memiliki motif batik selo sriratu beberapa waktu yang lalu," kata Bupati Gunung Kidul Badingah di Gunung Kidul, Senin.

Ia mengatakan pariwisata harus memberikan "multi player effect" bagi masyarakat. Salah satunya pengembangan usaha batik ditengah tingginya kunjungan wisatawan di Gunung Kidul. Untuk itu, pihaknya akan mendorong pihak desa untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ke depan diharapkan bisa memasarkan produk kerajinan.

Adapun saat ini sudah ada 65 BUMDes dari 144 desa yang ada. Untuk itu, pihaknya akan terus mendorong pendiriannya.

"Inovasi harus dilakukan agar bisa meningkatkan kesejahteraan masuarakat. Sektor pariwisata yang meledak harus memberikan dampak berkesinambungan bagi masyarakat salah satunya dengan kerajinan batik," katanya.

Badingah mengatakan antusiasme masyarakat Gunung Kidul dalam menekuni kerajinan batik saat ini masih sangat tinggi. Untuk memberikan pemahaman membatik pihaknya telah bekerja sama dengan balai besar pelatihan masyarakat desa di Yogyakarta untuk memberikan pelatihan khussnya batik.

"Nantinya diharapkan pemasaran bisa dilakukan dengan sistem online, karena produk yang dihasilkan tidak hanya untuk lokal namun internasional," katanya.

Kepala Seksi Pelatihan Masyarakat Desa, Balai Besar Pelatihan Masyarakat Desa (BBPMD) Yogyakarta Kuswanto menerangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, batik masih menjadi usaha yang dinamis dan terus berkembang.

"Dengan pelatihan yang diberikan diharapkan industri batik di Gunung Kidul mampu memenuhi permintaan pasar," katanya.

Salah seorang warga yang dilatih Neni Sumarsih mengatakan selama ini kurang pembinaan, dan merasakan kesulitan karena baru pertama dilakukan pembinaan. Harapannya pemerintah terus melakukan pembinaan terhadap pengrajin kecil.

"Pemkab harusnya memperhatikan pengrajin kecil," katanya.


(U.KR-STR)