Pemkab Gunung Kidul dorong perajin batik berinovasi

id pemkab gunung kidul dorong

Pemkab Gunung Kidul dorong perajin batik berinovasi

Ilustrasi perajin batik (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (ANTARA Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendorong perajin batik melakukan inovasi corak dan pewarnaan dalam rangka mendongkrak permintaan
konsumen.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Energi Sumber Daya Mineral (DisperindagkopESDM) Gunung Kidul, Anwar Jamal mengatakan Selasa, jumlah perajin bantik di Gunung Kidul terus bertambah seiring pangsa pasar batik terbuka luas.

Oleh karena itu perajin perlu melakukan inovasi supaya produk mereka mampu bersaing di pasaran.

"Pengakuan Unesco terhadap batik tradisional Indonesia, berdampak positif pada industri batik tulis dan kombinasi di Gunung Kidul. Permintaan kain batik dari pasar lokal maupun luar daerah terus mengalir. Untuk itu, kami meminta perajin terus melakukan invonasi supaya batik Gunung Kidul mampu bersaing dipasaran," kata Anwar.

Anwar mengatakan, Kabupaten Gunung Kidul memiliki tiga Corak batik asli yang terus dikembangkan oleh perajin bantik. Tiga corak tersebut yakni Sekar Jagad Gunung Kidul, Walang Jati Kencono, dan Walang Sinanding Jati.

Batik bercorak Sekar Jagad Gunung Kidul diproduksi secara terbatas, sebab batik ini digunakan sebagai cindera mata bagi pejabat yang berkunjung ke Gunung Kidul. Hingga kini, batik ini baru diproduksi sebanyak 100 lembar.

Sementara, batik bercorak Walang Jati Kencono rencananya akan digunakan sebagai pakain batik disekolah-sekolah dari tingkat sekolah dasar hingga Sekolah menengah atas (SMA). Untuk batik, Walang Sinanding Jati telah diproduksi hingga 30 ribu lembar karena digunakan sebagai pakaian resmi pegawai negeri sipil (PNS) Gunung Kidul.

"Sebagai bukti pemkab Gunung Kidul memperhatikan batik sebagai warisan budaya, kami mewajibkan PNS menggunakan batik asli Gunung Kidul. Selain itu, kami terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendorong sektor industri batik terus berkembang di Gunung Kidul," kata dia.

Pemkab sangat menyadari bahwa sektor industri batik berdampak pada pengurangan angka pengangguran, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan perajin batik.

"Untuk itu, kami secara intensif memberikan pelatihan kepada perajin terkait pembuatan design batik yang bagus sehingga mampu diterima konsumen luas, serta memberikan bantuan berupa peralatan membatik," katanya.

Ketua Paguyuban Pembatik Gunung Kidul, Baru Sayang Diputra mengatakan "Batik Tancep" yang sudah menembus pasar Eropa dan Singapura.

"Batik Tancep merupakan batik asli kreasi perajin batik Gunung Kidul. Motif batik ini sudah menembus pasar Eropa dan Singapura. Selain itu, menjadi batik wajib bagi pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah hingga sekolah," katanya.

(KR-STR)