Yogyakarta, (Antara Jogja) - Rumah sakit yang memiliki fasilitas radioterapi di Indonesia masih sedikit, kata Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Badan Pengawas Tenaga Nuklir Zainal Arifin.
"Di seluruh Indonesia hingga kini baru ada sekitar 60 rumah sakit yang memiliki fasilitas radioterapi," katanya di sela Rakornas "Keselamatan Radiasi dan Keamanan Sumber Radioaktif pada Fasilitas Radioterapi", di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, saat ini ada 16 rumah sakit yang memanfaatkan 22 unit Teleterapi Co-60 dengan lima unit di antaranya proses disposal atau pelimbahan. Tiga rumah sakit memanfaatkan tiga unit Brakhiterapi Co-60.
Selain itu, 13 rumah sakit yang mengoperasikan 14 unit brakiterapi Ir-192, 21 rumah sakit mengoperasikan 26 unit Linac energi 10 MV atau lebih, empat rumah sakit mengoperasikan empat unit Linac energi 6 MV.
Satu rumah sakit mengoperasikan satu unit tomoterapi, satu rumah sakit mengoperasikan satu unit gamma knife, dan dua 2 rumah sakit mengoperasikan "blood irradiator" dengan Co-60.
"Ada dua rumah sakit masih memiliki dua unit brakiterapi Cs-137 (curietron) yang sudah tidak operasional, bahkan salah satu di antaranya `stuck source` di mesin," kata Zainal.
Ia mengemukakan, jumlah itu akan bertambah pada dua tahun ke depan karena ada beberapa rumah sakit sedang pada tahap instalasi dan komisioning.
Pada 2017, ada lima rumah sakit yang akan mengoperasikan lima unit Linac energi 10 MV, satu rumah sakit akan mengoperasikan dua unit Linac energi 6 MV, satu rumah sakit akan mengoperasikan satu unit Teleterapi Co-60, dan satu rumah sakit akan mengoperasikan satu unit Brakhiterapi Ir-192.
Selain itu, sembilan rumah sakit sedang membangun fasilitas Linac energi 10 MV atau lebih, lima rumah sakit sedang membangun fasilitas Linac energi 6 MV, satu rumah sakit sedang membangun satu unit Teleterapi Co-60, satu rumah sakit sedang membangun satu unit Brakhiterapi Co-60, satu rumah sakit sedang membangun satu unit Brakhiterapi Ir-192.
"Pada 2018 diperkirakan ada dua rumah sakit yang akan membangun fasilitas radioterapi," kata Zainal.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia Soehartati Gondhowiardjo mengatakan radioterapi merupakan tonggak penanganan atau pengobatan penyakit kanker.
Namun, jumlah fasilitas radioterapi di Indonesia saat ini belum sebanding bahkan jauh dari jumlah penderita kanker. Rasio idealnya 1:1.000.000 atau satu fasilitas untuk satu juta orang.
"Rasio di Indonesia sekarang 1:3.500.000. Jumlah fasilitas radioterapi masih minim, hanya puluhan rumah sakit yang memiliki," katanya.
Menurut dia, memang tidak mudah bagi rumah sakit untuk memiliki fasilitas radioterapi. Jaminan keamanannya sangat ketat, mulai dari perencanaan, desain hingga struktur bangunannya harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat.
"Begitu fasilitas itu terpasang, tidak boleh ada kebocoran sedikit pun karena kita menghadapi radioaktif, sesuatu yang tidak berbau, berasa, dan berwarna," kata Soehartati.
(U.B015)
Berita Lainnya
Pasien rumah sakit Gaza utara dievakuasi
Sabtu, 4 Mei 2024 22:17 Wib
Atasi rasio dokter spesialis, pemerintah membuka enam prodi di RS pendidikan
Sabtu, 4 Mei 2024 17:26 Wib
Tanah bergerak rusakkan puluhan rumah warga
Sabtu, 4 Mei 2024 6:04 Wib
Korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, mengungsi ke rumah saudara
Kamis, 2 Mei 2024 18:05 Wib
KPK menggeledah Gedung DPR RI, menyidik korupsi kelengkapan rumah jabatan
Selasa, 30 April 2024 16:23 Wib
267 rumah warga rusak akibat gempa Garut, Jabar
Senin, 29 April 2024 13:42 Wib
110 rumah rusak-75 KK terdampak gempa Garut, Jabar
Minggu, 28 April 2024 20:37 Wib
Gempa Garut, Jabar, sebabkan puluhan rumah di Tasikmalaya rusak
Minggu, 28 April 2024 20:34 Wib