Pengusaha kuliner Bantul didatangkan ikan dari luar

id kebutuhan ikan laut

Pengusaha kuliner Bantul didatangkan ikan dari luar

Ilustrasi (Foto antara)

Bantul, 20/4 (Antara) - Puluhan pengusaha kuliner di kawasan Pantai Baru Pandansimo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih harus mendatangkan ikan dari luar daerah untuk mencukupi kebutuhan bahan baku berupa ikan laut.

"Kebutuhan ikan di warung-warung Pantai Baru Pandansimo tiap hari libur cukup banyak. Tetapi sebagian besar ikan laut masih didatangkan dari luar daerah," kata Penasihat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Baru Pandansimo Jumali di Bantul, Kamis.

Menurut dia, pengusaha kuliner harus mendatangkan ikan dari luar DIY karena produksi ikan tangkap nelayan pantai selatan Bantul belum mampu mencukupi kebutuhan ikan untuk seratusan warung kuliner di kawasan wisata pantai Bantul paling barat itu.

Selain hasil tangkapan nelayan setempat belum cukup memenuhi kebutuhan bahan baku warung, kata dia, jenis ikan yang ditangkap nelayan Bantul tidak termasuk ikan yang disukai wisatawan dan masyarakat yang berwisata di pantai itu.

"Kalau ikan yang digunakan warung-warung daerah sini beda dengan ikan tangkap nelayan, dari sini itu jenisnya ikan bawal, ikan layur yang malah harganya tidak terjangkau. Jadi kita gunakan ikan dari pantura (pantai utara)," katanya.

Jumali menyebutkan ikan bawal yang ditangkap nelayan dari pantai Bantul harganya mencapai Rp100.000 per kilogram, sementara ikan dari pantura seperti cakalang dan tongkol harganya Rp20.000-Rp25.000 per kilogram.

"Termasuk warung kuliner di Pantai Depok Bantul itu juga sama, mengambil ikan dari sana (pantura) yang ada pelabuhan besar. Jadi tiap pagi ada banyak mobil 'box' yang setor ikan ke warung-warung," katanya.

Ia mengatakan, di kawasan Pantai Baru Pandansimo ada 124 warung kuliner baik warung besar maupun kecil. Warung-warung tersebut ramai dikunjungi wisatawan ketika libur akhir pekan atau liburan panjang.

"Kalau ikan produksi nelayan sini justru dikirim keluar daerah, bahkan ada yang diekspor, seperti lobster itu tidak ada yang mau di sini karena harganya tidak terjangkau," katanya.***1***

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.