YBW UII adakan sayembara desain gedung

id uii

YBW UII adakan sayembara desain gedung

logo UII (istimewa)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Yayasan Badan Wakaf (YBW) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengadakan sayembara desain gedung kampus tersebut karena bangunannya akan direnovasi.
     "Bangunan kampus UII Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta itu tergolong tua sehingga segera direnovasi. Saat ini gedung tersebut digunakan sebagai kantor YBW UII dan Pascasarjana," kata Pengurus YBW UII Siti Nurul Ngaini. 
     Menurut dia, renovasi gedung itu akan mengedepankan identitas visual yang mampu menggambarkan UII sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan nilai ideologi dan sejarahnya.
     "Dalam proses renovasi itu desain bangunan sengaja disayembarakan untuk mendapatkan banyak masukan dari para arsitek. Desain yang diperlukan harus membawa visi ke depan dan diharapkan mampu merangkum sejarah UII," katanya.
     Oleh karena itu, kata Nurul, YBW UII menjalin kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam mengadakan sayembara desain gedung tersebut. Proses sayembara desain tersebut sepenuhnya ditangani IAI DIY.
     Ketua IAI DIY Ahmad Saifudin Mutaqi mengatakan pihaknya mengundang para arsitek maupun mahasiswa arsitektur di seluruh Indonesia untuk terlibat dalam sayembara tersebut. Jenis sayembara merupakan prarancangan dengan menampung gagasan dari peserta yang masuk nominasi tiga besar.
     "Pendaftaran sayembara dibuka hingga 15 Agustus 2017. Batas akhir penerimaan karya hingga 22 Agustus 2017 pukul 16.00 WIB di sekretariat panitia sayembara di Kampus UII Jalan Cik Di Tiro," katanya.
     Menurut dia, proses penjurian dilakukan melalui dua tahapan pada 24 Agustus dan 31 Agustus 2017. Para juri terdirir atas arsitek profesional seperti Munichy B Edrees, Budi Sukada, Revianto Budi, Totok Roesmanto, dan Jatmika Adi.
     "Melalui sayambara itu diharapkan tercipta karya hebat yang mewujudkan bangunan sebagai ikon serta mengakomodasi kebutuhan ruang yang fungsional dan memahami dari sisi budaya baik 'tangible' maupun 'intangible', ramah lingkungan dan bagi penyandang disabilitas, dan bersandar pada nilai historis," katanya.

(B015)



































































































Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024