Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan sebagian besar nelayan di daerah itu belum berminat menggunakan elpiji atau gas sebagai bahan bakar mesin kapal tempel.
"Kami sudah mencoba menyosialisasikan tetapi memang sampai sekarang mereka belum berminat," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Suwarman Partosuwiryo di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Suwarman, sosialisasi penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk berlayar telah dilakukan sejak 2014. Sosialisasi juga meliputi cara menggunakan "konverter kit" sebagai alat untuk memanfaatkan elpiji sebagai mesin penggerak kapal motor tempel.
Hingga saat ini, menurut Suwarman, kapal motor tempel yang dioperasikan di perairan selatan DIY yakni di Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo berjumlah 460 unit.
Selain mempertimbangkan aspek keamanan dalam memanfaatkan elpiji, para nelayan di pesisir selatan Yogyakarta masih meragukan keberlanjutan pasokan elpiji yang dikhususkan untuk bahan bakar kapal ke depan.
"Mereka bilang untuk masak saja kadang langka, apa betul nanti bisa mencukupi kebutuhan kapal," kata Suwarman.
Pada 2015 Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga elpiji untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil.
Penyediaan dan pendistribusian elpiji untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil dilaksanakan secara bertahap pada daerah tertentu dalam wilayah NKRI disertai pemberian paket perdana secara gratis oleh pemerintah berupa mesin kapal, konverter kit serta pemasangannya dan tabung khusus elpiji beserta isinya.
(T.L007) 19-01-2018 10:20:19
Berita Lainnya
Jika gunakan nuklir, rezim Korut berakhir
Selasa, 23 April 2024 20:45 Wib
BMKG gunakan teknologi mitigasi tsunami erupsi Gunung Ruang, Sulut
Kamis, 18 April 2024 9:45 Wib
1,2 juta orang balik gunakan angkutan umum Lebaran 2024
Selasa, 16 April 2024 16:11 Wib
Hemat dan bermanfaat, catat kiat kelola uang THR
Sabtu, 6 April 2024 12:01 Wib
Mudik gunakan mobil listrik, cermati ini
Sabtu, 6 April 2024 10:30 Wib
Pantau risiko bencana, pemudik perlu gunakan InaRisk
Selasa, 2 April 2024 17:43 Wib
Pameran seni "Cover Up" gunakan APK bekas
Sabtu, 30 Maret 2024 20:20 Wib
Derita flu singapura, jangan sembarang gunakan antibiotik
Jumat, 29 Maret 2024 7:54 Wib