Bantul mendorong petani optimalkan resi gudang

id resi gudang

Bantul mendorong petani optimalkan resi gudang

Gudang Komoditi Sistem Resi Gudang (SRG) Kabupaten Bantul, DIY (ANTARA FOTO/Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong petani daerah ini mengoptimalkan fungsi resi gudang di Gudang Niten guna mendapatkan harga jual hasil panen yang lebih tinggi.
    
"Resi gudang itu sesuai dengan fungsinya, petani bisa memanfaatkan untuk sistem tunda jual, jadi ketika panen kemudian dijemur dan dimasukkan ke resi gudang," kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi di Bantul, Rabu.
    
Menurut dia, setelah hasil panen petani berupa gabah disimpan di resi gudang, maka kemudian bisa dicatatkan sebagai agunan untuk mengakses pinjaman modal ke lembaga perbankan yang telah ditunjuk pemerintah.
    
Akan tetapi, kata dia, diakui fungsi Sistem Resi Gudang (RSG) di Gudang Niten yang merupakan miliki Pemkab Bantul belum dioptimalkan para petani, karena kepemilikan lahan pertanian yang rata-rata sempit.
    
"Karena petani di Bantul itu beda dengan daerah lain, yang punya lahan lebih luas, kalau di Bantul komoditas seperti beras ini ketersediaan lahan untuk masing-masing KK (kepala keluarga) rata-rata cuma di bawah 0,5 hektare," katanya.
    
Faktor lainnya, kata dia, karena masing-masing gabungan kelompok tani (gapoktan) sudah punya lumbung padi bantuan dari Pemda DIY, jadi anggota kelompok bisa menyimpan tanpa harus mengakses SRG di Gudang Niten.
    
"Hanya kelebihan SRG itu manakala disimpan bisa sebagai agunan untuk rekomendasi pinjaman di bank, selama ini sudah berjalan, tapi masih dalam tahap belum optimal, nanti kita kerjasamakan dengan kelompok-kelompok tani di Bantul," katanya.
    
Subiyanta mengatakan, sebab kalau tidak dimanfaatkan petani Bantul maka pengelola Gudang SRG Niten akan membeli gabah dari luar daerah, yang justru yang menerima manfaat dari fungsi gudang tersebut petani luar Bantul.
    
"Untuk data bawah yang sudah tersimpan di SRG Niten secara pasti ada di kepala bidang, tapi memang sudah ada beberapa kelompok tani yang sudah melakukan kerja sama, kalau kapasitasnya bisa sampai 300 ton," katanya.