Petani bawang merah Gunung Kidul kesulitan air untuk sirami tanaman

id Bawang merah,Wonosari

Petani bawang merah Gunung Kidul kesulitan air untuk sirami tanaman

Petani menabur pupuk di area pertanian bawang merah di Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (23/7). Petani bawang merah setempat mengalami kendala serangan jamur karena uap air laut yang terbawa angin menyebabkan daun bawang menguning. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/18.

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Petani di Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Kabuapten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kesulitan mendapat air untuk menyirami tanamam bawang merah, padahal potensi lahan yang bisa ditanami sangat luas.
       
Ketua Kelompok Tani Sedyo makmur Dusun Dlodokan, Desa Pulutan, Wasito di Gunung Kidul, Selasa, mengharapkan pemkab memberikan solusi terkait pemenuhan air untuk mengairi lahan.
     
"Potensi pertanian di sini besar sebenarnya. Salah satunya bawang merah yang saat ini masuk panen. Namun saat ini masih ada kendala pemenuhan airnya," kata Wasito.
     
Dia mengatakan para petani harus hemat air dalam menyikapi kendala pengairan agar tanaman bawang merah bisa tetap tumbuh dan berkembang sehingga bisa mendapatkan panen maksimal.
   
"Alhamdulilah saat ini sudah mulai masuk masa panen,” katanya.
     
Warsito mengatakan yntuk memenuhi kebutuhan air, petani memanfaatkan air dari dalam sumur di ladang. Namun demikian, hal tersebut belum bisa menjangkau untuk keseluruhan lahan milik petani.
     
"Ada air dari sumur, tetapi cakupannya sangat terbatas. Kalau yang dibutuhkan saat ini peralatan seperti kultivator, karena masih minim," ujarnya.
     
Ia mengatakan dengan peralatan kultivator pengolahan lahan petani lebih mudah sehingga tenaga yang dikeluarkan petani tidak banyak. Untuk regenerasi petani sendiri menurutnya saat ini sudah baik.
     
Kepala Desa Pulutan, Tri Untoro mengatakan saat ini dukungan dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul sudah cukup besar, hanya saja memang masih belum ada solusi yang konkrit terkait pengairan.
     
"Saat ini pemanfaatan air belum maksimal. Harapannya Bendung di Ngaliyan dapat dimaksimalkan, sehingga penyiraman tidak ada kendala," ujarnya.
     
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Budi Sudartanto mengakui untuk wilayah Pulutan memang memiliki potensi, namun masih ada beberapa kendala.
   
"Saat ini air masih menjadi kendala, memang menjadi prioritas untuk masalah air itu. Kedua itu masalah alat salah satunya kultivator,dengan alat itu biaya produksi lebih rendah," ujarnya.
     
Ia mengatakan pentingnya sinergisme dari berbagai pihak untuk mengembangkan sektor pertanian. "Seperti misalnya swadaya pengadaan alat . Sebab potensi di sini (Pulutan) sangat tinggi," katanya.